Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tarif Taksi Turun, Blue Bird Serahkan ke Organda

Kompas.com - 17/01/2015, 17:29 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai Senin (19/1/2015) mendatang, harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar akan mengalami penurunan kembali setelah sempat mengalami kenaikan beberapa waktu lalu. Lantas bagaimana dengan tarif taksi yang sebelumnya naik dengan kenaikan harga BBM?

Menurut Kepala Humas Blue Bird Grup Teguh Wijayanto, turun atau tidaknya tarif taksi merupakan sepenuhnya keputusan Organda (Organisasi Angkutan Darat).

"Harga BBM kan hanya 20 persen dari total perhitungan tarif, harus diperhitungkan juga harga suku cadang dan harga beli unit kendaraan," kata dia saat dihubungi, Sabtu (17/1/2015).

Teguh mengatakan, besaran harga suku cadang dan harga beli unit kendaraan dipengaruhi besar oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Maka selama nilai tukar rupiah masih rendah, harga suku cadang dan harga beli unit kendaraan tetap tinggi.

"Selain itu ada juga tarif dasar listrik dan harga kebutuhan pokok, upah, yang sudah naik. Sehingga penurunan tarif tidak dapat langsung dilakukan begitu harga BBM turun," ujar Teguh.

Teguh mengaku menginginkan tarif taksi yang stabil. Sebab, ia menilai, harga BBM akan terus mengalami fluktuasi dalam beberapa waktu ke depan. "Kalau setiap harga BBM naik tarif juga ikut naik, begitu pula sebaliknya, tentu akan merepotkan baik dari perusahaan maupun penumpang. Maka sebaiknya dibuat stabil saja," ujarnya.

Sopir taksi Blue Bird, Rudi (40) mengaku tak keberatan dengan penurunan tarif taksi. Pria yang sudah 10 tahun menjadi sopir taksi itu berharap, dengan penurunan tarif, penumpang akan semakin banyak.

"Yang jelas selama ini dengan tarif baru penumpang banyak yang protes gara-gara harga bensin turun kok tarifnya enggak turun. Saya jawab, mau bagaimana lagi, kan sudah jadi keputusan Organda dan perusahaan," ujar dia.

Sementara itu, sopir taksi Express Wahid (36) mengatakan, bila tarif taksi turun, kemungkinan persaingan antarperusahaan taksi menjadi menurun. Sebab, dengan kenaikan harga BBM premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 Desember lalu, kebanyakan taksi menggunakan tarif bawah yaitu Rp 7.500 per buka pintu.

"Kalau turun, misalnya jadi Rp 6.500 untuk tarif bawah dan Rp 7.500 untuk tarif atas, kemungkinan enggak semua taksi mau masang tarif bawah, enggak seperti sekarang," kata pria dua anak ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com