"Selama memang benar (untuk pengadaan pohon exotic), kami kasih saja. Jangan tiba-tiba pohon pakis yang dibeli, ya enggak benar lu. Kalau pohon yang betul-betul mahal enggak apa-apa," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (28/1/2015).
Basuki meyakini pohon jenis exotic itu mampu mendatangkan wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Terlebih, lanjut dia, penataan Taman Ria Rio merupakan salah satu program unggulan Jakarta. Ia mendukung adanya penanaman pohon langka di Taman Ria Rio.
Kendati demikian, ia berharap Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI tidak melakukan mark up dalam pengadaan pohon jenis exotic ini. "Asal dia enggak mark up anggarannya ya. Pokoknya selama tidak mark up anggaran, boleh. Kalau mark up anggaran, pasti (program) langsung kami potong," kata Basuki.
Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI menganggarkan pengadaan pohon jenis exotic di Taman Ria Rio. Satu pohon jenis exotic itu dianggarkan hingga Rp 750 juta. Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar menjelaskan, pengadaan pohon untuk mempercantik Taman Ria Rio sudah dilakukan sejak tahun 2013 lalu atau saat masih di bawah kendali Yonathan Pasodung.
Pohon exotic ini, lanjut Nandar, ada beberapa macam. Salah satunya seperti pohon Baobab asal Afrika. Hanya saja, ia tidak mengaku berapa jumlah pohon yang dianggarkan tahun ini.
Sementara untuk pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) dan pelaksanaan seluruh kegiatan di Taman Ria Rio, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI menganggarkan sebesar Rp 50 miliar. Saat ini, lanjut dia, sudah ada sekitar lima pohon exotic yang ditanam dan tersebar di sana.
"Coba masuk ke Taman Ria Rio dari arah Jalan Ahmad Yani, pas di turunan seberang Jalan Perintis Kemerdekaan. Nah, di sebelah kiri itu pohon exotic-nya," kata Nandar.
Ia mengaku, pengadaan pohon ini sudah dilakukan melalui e-budgeting. Adapun Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI mengajukan anggaran sebesar Rp 1,303 triliun untuk melaksanakan program unggulan pada 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.