Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Mobil Masuk "Busway" Itu Sindiran buat Orang-orang Kaya

Kompas.com - 03/02/2015, 12:19 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menuturkan bahwa rencana mengizinkan kendaraan pribadi masuk ke jalur bus transjakarta (busway) bukanlah hal yang serius. Ucapan tersebut keluar dari mulutnya sebagai bentuk sindiran terhadap orang-orang kaya yang mengentengkan sanksi polisi saat tertangkap masuk ke jalur bus transjakarta.

"Itu kalimat sindiran, bukan wacana. Kan memang kalau mobil masuk busway sekarang bayar Rp 1.000.000, itu kalau ketangkep polisi," kata Basuki atau yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Selasa (3/2/2015).

Basuki menambahkan, dari sepengetahuan dia, banyak orang kaya yang mengentengkan sanksi dari mobil pribadi yang masuk jalur bus transjakarta. Para orang kaya itu, ujar Basuki, pun sampai berpikir kalau dari 10 kali masuk jalur bus transjakarta hanya akan ditangkap sekali dan dikenakan tilang. Namun setelahnya, saat dia ditangkap lagi, tidak bisa ditilang karena sebelumnya sudah kena tilang.

"Jadi mereka mau gampangin saja kayak gitu. Kayak tiket terusan saja," tambah Basuki.

Dia kembali menambahkan bahwa ke depan akan diberi separator atau pembatas jalur bus transjakarta yang lebih baik lagi. Selain itu, di tiap-tiap tempat masuk jalur tersebut, juga akan dipasang palang sehingga tidak sembarang kendaraan bisa masuk.

Sebelumnya, Basuki pernah menyebutkan ingin membuat sistem denda otomatis bagi mobil yang masuk ke busway. Adapun palang atau portal itu nantinya bersifat otomatis dan portal akan terbuka ketika ada bus transjakarta yang melintas. Sedangkan untuk kendaraan pribadi yang melintas, maka pengguna kendaraan akan dikenakan denda otomatis dari alat on board unit (OBU) yang terpasang di mobil.

Menurut Basuki, rencana tersebut persis dengan sistem jalan berbayar (electronic road pricing). "Kalau di jalur ERP, tarif Rp 23.000-Rp 25.000, tapi kendaraan per jam jumlahnya masih 1.500 mobil, ya kami naikkan tarifnya jadi Rp 30.000. Jadi intinya, kebijakan ini tuh buat membatasi mobil dan duit yang terkumpul di PAD (pendapatan asli daerah) kan buat subsidi silang juga," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com