"Sudah 30 tahun Rumah Sakit Husada tiap tanggal 28 Desember memberikan HAT, tetapi tahun ini menghapuskannya, dengan alasan tidak ada uang tanpa melalui audit eksternal maupun internal," ujar Hotmariah, Rabu siang.
Selain itu menurut Hutmariah, aksi ini merupakan puncak dari semua usaha yang telah dilakukan oleh karyawan Rumah Sakit Husada. "Aksi mogok ini karena hak kami dizalimi. Sebelumnya kita sudah melakukan aksi pasang pita hitam serta lobi-lobi, tapi pihak manajemen tidak memperhatikan," ujar Hutmariah.
Selain tidak membayar HAT, kata Hutmariah, pihak manajemen juga mulai mengurangi jaminan kesehatan bagi karyawan. Sebelumnya jaminan kesehatan karyawan ditanggung penuh oleh pihak rumah sakit, tetapi mulai tahun ini karyawan diwajibkan membuat BPJS.
"Serikat pekerja mendapatkan laporan ada karyawan yang terpaksa membawa pulang anaknya yang menderita patah tulang yang seharusnya menjalani operasi, karena diharuskan membayar biaya operasi sebesar Rp 15 juta. Kita pikir dia tidak mau operasi, ternyata diminta uang oleh manajemen," ujarnya.
Aksi mogok kerja ini menutup jalan utama rumah sakit sehingga para pengunjung maupun pasien terpaksa mengambil jalan memutar. Walaupun karyawan melakukan aksi mogok kerja, rumah sakit masih berjalan seperti biasa.
"Kita tetap mengutamakan keselamatan pasien. Jadi rawat inap, ICCU dan UGD berjalan seperti biasa, karena sudah di-mapping," kata Hotmariah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.