Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Warga Kehilangan Hunian

Kompas.com - 06/03/2015, 14:22 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan warga kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran yang melanda kawasan permukiman padat penduduk di Jalan Sabeni, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (5/3). Api yang berkobar sejak pukul 16.00 baru bisa dipadamkan sekitar pukul 21.30. Kejadian itu menewaskan seorang anak berusia 7 tahun.

Hingga Kamis malam, sebagian korban kebakaran mengungsi ke sisi rel, lahan kosong, dan halaman sekolah. Diliputi suasana traumatik, sebagian pengungsi beristirahat di atas tanah beralaskan kardus dan karung bekas sembari mengawasi buntalan pakaian dan barang-barang yang sempat diselamatkan.

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Arifin mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan lokasi pengungsian. ”Karena lokasi permukiman yang terbakar ini sangat padat, kami menyiapkan lokasi pengungsian yang agak jauh,” ujarnya.

Camat Tanah Abang Hidayatullah mengatakan, ada tiga RW yang terdampak kebakaran di Kelurahan Kebon Melati. Adapun pengungsian bagi korban kebakaran dipusatkan di pos RW 002 dan SDN 01 Kebon Melati. ”Kami masih mendata jumlah korban yang diperkirakan ratusan keluarga,” ucap Hidayatullah.

Penyebab belum diketahui

Ahmad Syarif (50), Ketua RT 016 RW 014, Kelurahan Kebon Melati, Tanah Abang, memperkirakan total warga yang terdampak 400-500 keluarga. ”Warga saya saja yang terdampak lebih dari 100 keluarga. Ratusan korban lainnya berpencar,” ujar Syarif.

Para pejabat yang dihubungi belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut. Tiupan angin yang cukup kencang membuat api dengan cepat meluas. Rumah warga yang sebagian besar berbahan kayu dengan cepat musnah terlalap api.

Api baru bisa dijinakkan sekitar empat jam kemudian, setelah 35 unit pemadam kebakaran dikerahkan.

Homisah (65), warga RT 014 RW 014, lingkungan tempat api berasal, mengatakan, api muncul dari sebuah rumah di belakang tempat tinggalnya. ”Saat itu saya sedang menonton TV. Tiba-tiba warga teriak kebakaran. Saya lihat api sudah membakar lantai dua rumah kontrakan di belakang rumah,” kata Homisah.

Riri (36), tetangga Homisah yang sedang berjualan, juga panik saat api mulai membakar rumah- rumah di lingkungannya. Ibu lima anak ini hanya bisa menyelamatkan surat-surat berharga. Sebuah rumah beserta kiosnya ludes dilalap api. ”Pakaian cuma yang melekat di badan,” ujarnya terisak.

 Kepala Suku Dinas Kebakaran Jakarta Pusat Idris DN mengatakan, pihaknya mengerahkan puluhan mobil pemadam beserta ratusan personel. ”Kami berusaha mengambil air dari Kali Krukut, tetapi airnya tidak ada. Kami terpaksa minta pintu air dibuka,” ujarnya.

Kebakaran ini sempat mengganggu perjalanan KRL jalur lingkar dan lintas Serpong. Ribuan calon penumpang kereta api tak terangkut di Stasiun Tanah karena kereta api tujuan Depok/ Bogor tidak dioperasikan mulai pukul 18.00.

”Listrik aliran atas antara Tanah Abang dan Palmerah juga dipadamkan sehingga KRL lintas Serpong hanya bisa sampai Kebayoran,” kata Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa. (JAL/ART/B10/NAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com