Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Kemendagri Nyatakan RAPBD Versi DPRD Cuma "Numpang" Belanja

Kompas.com - 06/03/2015, 18:19 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasca-kericuhan saat mediasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kamis (5/3/2015), tidak ada lagi mediasi lanjutan terkait dualisme Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2015. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" mengklaim bahwa Sekretaris Jenderal telah menerima RAPBD dari pihak eksekutif, bukan legislatif.

"Yang dia (DPRD) kirim itu cuma numpang belanja saja," kata Ahok menirukan ucapan Sekjen Kemendagri, Jumat (6/3/2015).

Ahok pun memaparkan, alasan Sekjen lebih condong menerima RAPBD versi eksekutif daripada legislatif. Menurut Sekjen, lanjut Ahok, RAPBD versi eksekutif yang dikirim Gubernur lebih masuk akal.

"Karena ada pemasukan, pengeluaraan, dan pembiayaan," ujarnya. Ahok mengaku, selaku Gubernur, dia memang diamanahkan untuk mengirimkan RAPBD, bukan DPRD.

Sementara itu, untuk membuktikan mana RAPBD yang asli, DPRD, kata Ahok, menginginkan hak angket. Hak angket untuk membuktikan anggaran yang dibahas bersama SKPD.

Sedangkan SKPD, lanjut Ahok, mengatakan bahwa RAPBD yang asli adalah yang versi Gubernur. Menurut Ahok, legislatif kerap menjadikan pokok pikiran (pokir) sebagai acuan untuk mengusulkan program kegiatan.

Pokir dihasilkan setelah legislatif melakukan reses yang melibatkan masyarakat luas. Namun, kata dia, pokir yang diajukan selalu belakangan.

"Dulu kan enggak bisa, selalu menyalahkan SKPD. Sodorin suruh ketik, kalau enggak ketik, enggak dibahas. Termasuk ke Sekjen kenapa KUA-PPAS DKI kok gelondongan terus. Saya sudah tiga kali (2013-2015) tanda tangan KUA-PPAS, lamanya minta ampun, maunya ikuti mereka. Tinggal kita jalani saja," ujar Ahok.

Dengan demikian, Ahok memastikan jika tidak akan ada lagi mediasi terkait kisruh perbedaan RAPBD tersebut.

"Kan Taufik (Wakil Ketua DPRD DKI) sudah ngomong kemarin, sudah ditutup Sekjen. Ini mah enggak usah mediasi lagi. Apa yang mau dimediasi lagi? Dia (DPRD) mengakui Rp 12,1 triliun dibahas dengan SKPD yang punya saya palsu. Makanya, sekarang semua SKPD sudah bikin surat pernyataan bermeterai mengatakan yang Rp 12,1 triliun tidak tahu, termasuk sekolah-sekolah," ucap Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Megapolitan
Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com