Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

M Taufik Paparkan Temuan DPRD DKI terkait Masalah di Jakarta Utara

Kompas.com - 02/04/2015, 08:54 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik memaparkan berbagai permasalahan di Jakarta Utara yang ditemukan anggota DPRD DKI. Mulai dari banjir, sampah hingga permasalahan nelayan di Jakarta Utara.

"Dari hasil reses, kami temukan kondisi di Jakarta Utara, mulai dari infrastruktur, lingkungan jauh perbedaannya dengan daerah lain," kata M Taufik, di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Rabu (1/4/2015).

Kondisi infrastruktur lingkungan yang buruk itu ditemukan dari Kamal sampai Marunda. Kondisi buruk itu, kata dia, yang menyebabkan banjir di Jakarta Utara.

Selain karena infrastruktur lingkungan yang buruk, M Taufik juga mengkritisi masalah pompa yang kurang di wilayah tersebut, terutama daerah Warakas. Pompa yang kurang berdampak pada aliran air yang lambat.

"Kalau pompanya bagus dan terpenuhi, minimal dua kecamatan (Pademangan dan Tanjung Priok) selesai," kata M Taufik.

M Taufik juga mengeluhkan tentang kondisi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Khusus di Jakarta Utara, ia pernah menemukan kondisi permintaan izin oleh nelayan ke PTSP yang lama.

"Kamu kedatangan layanan beberapa hari yang lalu. Nelayan mengurus izin untuk melaut ke PTSP. Pak katanya satu atap, tapi kok lama sekali. Ada yang sudah sebulan, tapi belum keluar izinya," kata dia lagi.

Akibatnya, nelayan-nelayan tersebut tidak berani melaut. Melihat kondisi itu, kata M Taufik, PTSP harus bisa bekerja dengan cepat. "Bayangin aja sebulan enggak cari duit. Gara-gara belum keluar izinnya," kata M Taufik.

Selain itu, dia juga menyorot ketersediaan fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, di Jakarta Utara. Menurut dia, seharusnya Jakarta Utara memiliki rumah sakit yang memiliki fasilitas mumpuni, seperti RS Koja. Sebab, kata dia, warga di wilayah ini lebih rentan terkena penyakit.

"Lebih banyak mungkin sakit orang Jakarta Utara dibanding wilayah lain," kata M Taufik.

Asumsi ini, kata M Taufik, berangkat dari amatannya di wilayah Jakarta Utara. Selama ini, daerah pemilihannya ini masih kurang dalam hal kebersihan lingkungan.

"Lingkungan kurang bersih. Ekonominya seret. Ini yang saya kira sepanjang lima tahun ke depan kerjanya harus baik lagi," ujar M Taufik.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com