"Untuk apa Bank DKI dikasih uang, kan kami ingin hampir semua orang harusa punya e-money termasuk pembelian beras, toko kelontong semua sama harus pakai e-money," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (2/4/2015).
Kemudian setoran modal untuk PT Food Station Tjipinan Jaya untuk mewujudkan upaya Pemprov DKI memenuhi persediaan beras. Basuki tak ingin lagi, hanya pengusaha besar maupun cukong yang memiliki stok beras berlebih. Sehingga, banyak pengusaha kecil yang membeli beras dari cukong. Apabila para cukong mendengar PT Food Station Tjipinang Jaya memiliki modal hingga Rp 1,5 triliun dan persediaan beras yang cukup, maka para penimbun beras menjadi ketakutan.
Kemudian, modal untuk PT Jakarta Propertindo akan dipergunakan untuk belanja aset dan belanja tanah. "Mumpung tanah belum pada naik harganya, beli dulu tanah yang banyak. Termasuk anggaran itu untuk Dinas Perumahan, kami akan bangun banyak rumah, makanya harus beli banyak tanah," kata Basuki.
Anggaran-anggaran yang dipangkas itu juga akan dialihkan untuk penambahan anggaran Dinas Tata Air. Salah satu contohnya, di Jakarta Selatan, hampir seluruh perkantoran dan apartemen dibangun di lembah. Sehingga, jika tanah itu diuruk, maka daerah sekeliling apartemen itu akan terendam banjir di kala hujan.
"Dengan adanya uang ini kami akan tolak permohonan pengusaha membeli lahan dan difungsikan untuk apartemen. Lebih baik kami yang beli tanahnya, izin pembangunan apartemen kami tolak dan tetap kami fungsikan untuk peruntukan pembangunan embung. Model ini yang mesti kami samakan persepsinya dengan Kemendagri," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.