Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Nasdem Tak Ikut Usung Hak Menyatakan Pendapat terhadap Ahok

Kompas.com - 07/04/2015, 12:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Nasional Demokrat di DPRD DKI Jakarta tak ikut serta dalam hak menyatakan pendapat terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Berbeda dengan sebagian fraksi di DPRD DKI yang mau menggelontorkan hak menyatakan pendapat terhadap Ahok, sapaan Basuki.

Ketua Fraksi Nasdem Bestari Barus mengatakan fraksinya tidak lagi ada urusan dengan hak menyatakan pendapat. Sebab, kata Bestari, proses hak angket sudah selesai.

"Fraksi kita enggak ikut HMP-HMP-an lah kita melihat bahwa angket sudah selesai," kata Bestari saat ditemui di Musrenbang Jakarta Pusat, Selasa (7/4/2015).

Salah satu fraksi Nasdem yang juga pernah ikut dalam kepanitiaan hak angket, Inggard Joshua, kata Bestari, sekarang sudah satu suara untuk tidak mendukung HMP. [Baca: Nasdem Kembali Berseberangan dengan Fraksi Lain di DPRD DKI]

"Kita lima-lima-nya sepakat enggak dukung lah. Termasuk Inggard," kata Bestari.

Bestari menambahkan saat ini anggota fraksinya lebih fokus pada pekerjaan anggota DPRD. Ia mencontohkan misalnya soal program ke masyarakat. "Sekarang DPRD kerja sajalah. Pelayanan masyarakat. Fokus ke situ," ujarnya.

Sementara itu, kata Bestari, atas pilihan fraksinya, tak ada satu pun fraksi lain yang mencoba mendekati Nasdem untuk negoisasi. Bestari mengaku tak perlu ada pendekatan dari fraksi lainnya.

"Enggak perlu lah dideketin mereka (fraksi pendukung HMP). Dari dulu kita sudah ajeg untuk tidak ada pemakzulan," ucap dia.

Sementara itu, kata Bestari, beberapa fraksi juga tidak mendukung adanya HMP. Fraksi tersebut adalah PKB dan Hanura. "Kalau Hanura dia enggak mau ada pemakzulan," kata Bestari.

Ketua panitia hak angket DPRD DKI Muhammad Sangaji sebelumnya menyatakan, Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama melakukan pelanggaran etika dan undang-undang terkait penyerahan dokumen anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) yang bukan hasil pembahasan dengan legislatif.

Panitia meminta agar pimpinan DPRD menindaklanjuti temuan tersebut dengan menggulirkan hak menyatakan pendapat. Mereka mengaku sudah mendapatkan persetujuan sebagian dari para anggota DPRD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com