Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajanan di 2.800 SD di Jakarta Belum Tersentuh BPOM

Kompas.com - 13/04/2015, 13:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DKI Jakarta menyatakan, masih banyak sekolah, khususnya sekolah dasar (SD) di DKI yang belum 'tersentuh' pengawasannya oleh BPOM.

Menurut data BPOM DKI, dari 3.600 SD di Ibu Kota, baru 800 SD saja yang sudah mendapat pembinaan mengenai sejumlah zat berbahaya yang dapat disusupi di jajanan sekolah. Ini artinya, masih ada 2.800 SD yang belum dicek kualitas jajanannya.

"Bayangkan saja, itu 80 persen-nya saja belum kan," kata Kepala BPOM DKI, Dewi Prawitasari, kepada wartawan, usai sidak di Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/4/2015).

Dewi menjelaskan, 800 SD itu telah dibina tentang zat berbahaya sejak 2011. Setiap tahun, BPOM DKI hanya dapat menyasar sekitar 200 sekolah dasar untuk dibina. Fokusnya siswa SD, yang merupakan tahap awal anak jajan sembarangan.

"Kami memang fokuskan pada anak SD karena kalau TK itu biasanya kan masih dibekali makan. Kalau SD itu biasanya sudah minta jajan," ujar Dewi.

Upaya pembinaan, yakni dengan masuk ke sekolah. Melalui mobil laboratorium berjalan, BPOM DKI bekerja sama dengan sekolah untuk mengecek jajanan anak. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan DKI untuk pengawasannya.

Rencananya, BPOM juga akan memberikan alat tes kadar zat di dalam makanan bagi sekolah-sekolah di DKI agar sekolah dapat melakukan pengecekan mandiri terhadap jajanan yang diperjualbelikan di area sekolah.

"Kami akan membagikan rapid test kit, tapi ini nanti akan ada pembimbingannya juga," ujar Dewi.

Sebelumnya, BPOM DKI melakukan sidak di tiga SD di Rawamangun, Jakarta Timur. Tiga SD tersebut jajanannya dinyatakan negatif zat berbahaya. Namun, di kantin SMP Negeri 74, yang masih satu area, terdapat sebuah jajanan yang mengandung zat berbahaya.

Pada sidak ini dilakukan sosialisasi pula terhadap para murid mengenai sejumlah zat berbahaya yang kerap beredar di makanan, misalnya seperti Rodhamin B, Methanil Yellow, Boraks, dan Formalin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com