Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Kanker Diabaikan 4 RS

Kompas.com - 24/04/2015, 16:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Divonis kanker serviks dengan lingkar perut mencapai 120 sentimeter lebih, Maesaroh (44) tetap kesulitan memperoleh pengobatan dari rumah sakit. Setidaknya empat rumah sakit menolak melayani ibu empat anak itu.

Maesaroh yang sehari-hari bekerja sebagai buruh masak itu hanya dapat duduk dan terbaring lemas di rumah kontrakannya seluas 4 x 2 meter di Gang Ayamah, RT 013 RW 002, Batu Ampar, Kramatjati, Jakarta Timur. "Sekarang sulit buang air karena tidak bisa jongkok lantaran perut sudah besar sekali," kata Maesaroh, Kamis (23/4). Maesaroh kini menggantungkan hidup kepada empat anaknya.

Novi (24), salah seorang anak Maesaroh, mengatakan, pengobatan di rumah sakit dijalani ibunya sejak pertengahan 2014. Saat itu, perut Maesaroh sudah membengkak. Namun, usaha itu gagal karena Maesaroh selalu ditolak rumah sakit.

Tiga tahun lalu, bidan mendiagnosis ada mioma (tumor jinak) di perutnya. Maesaroh pasrah menerima diagnosis itu dengan harapan mioma di perutnya dapat hilang. Namun, perut Maesaroh terus membengkak. Desember 2014 lalu, Novi mencoba membawa ibunya berobat ke RS Pasar Rebo dengan menggunakan Kartu Jakarta Sehat (KJS) berdasarkan rujukan dari puskesmas setempat

"Pengobatan di RS Pasar Rebo tak berlanjut karena rontgen BNO di rumah sakit itu rusak. Akhirnya, ibu saya dirujuk ke RS Budhi Asih," kata Novi.

Di RS Budhi Asih pun, Maesaroh tetap mengalami kendala. "Pihak rumah sakit menjelaskan, rontgen BNO tak ditanggung KJS. Kami diharuskan membayar Rp 1,8 juta," kata Novi.

RS Budhi Asih kemudian merujuk Maesaroh ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Di RSCM, Maesaroh kembali diminta untuk membayar pemeriksaan dengan rontgen BNO. Bahkan, biaya yang diminta lebih besar, yakni Rp 2,8 juta.

Karena perut Maesaroh kian membengkak, Novi kembali berusaha membawa ibunya berobat ke RS Polri Kramatjati. Di sana, ia dirawat seminggu dan transfusi darah, tetapi tak efektif karena tak tersedia rontgen BNO.

Kepala Humas RSUP Dr Cipto Mangunkusumo Sulastin mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah rontgen BNO ditanggung KJS/BPJS.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Iwan Kurniawan mengatakan, pihaknya akan memeriksa kesehatan Maesaroh. Maesaroh sudah dijemput tenaga medis dan dibawa ke RS Budhi Asih. Biaya ditanggung pemerintah. (ART/MDN)

-----------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Jumat, 24 April 2015, dengan judul "Penderita Kanker Diabaikan 4 RS".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com