Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disindir Ahok soal Galian, Ini Reaksi Palyja

Kompas.com - 19/05/2015, 13:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegur keras PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) yang kerap tidak merapikan pekerjaan galian-galian air. Akibatnya, galian itu menyebabkan kemacetan Jakarta semakin tak keruan.

Menanggapi hal itu, Corporate Communications and Social Responsibilities Division Head Palyja Meyritha Maryanie mengaku menerima teguran Basuki tersebut. 

"Kami sih tidak apa-apa ditegur, tetapi kami akan coba tanya ke Pak Ahok (Basuki) di daerah mana (galian yang tidak rapi pengerjaannya) dan jika memang ada yang lalai, akan kami tanya kepada kontraktor," kata Meyritha saat dihubungi, Selasa (19/5/2015). 

Meski demikian, dia membantah pernyataan Basuki yang menyebut perusahaan kerap melempar tanggung jawab kepada kontraktor.

Menurut Meyritha, kontraktor adalah perpanjangan tangan dari pekerjaan yang dilakukan oleh Palyja.

"Jadi, tanggung jawab harus ada di kami sebagai perusahaan. Tidak semuanya tanggung jawab kontraktor. Jika memang ada komplain, tentu kami harus tegur kontraktor karena kontraktor juga berkontrak sama kami, kalau memang (kontraktor) sudah ditegur berkali-kali dan tidak melaksanakan tugasnya, bisa tidak kami perpanjang kontraknya," kata Meyritha.  

Sebelumnya, Basuki merasa kesal karena banyak galian pipa yang tidak ditutup sempurna. Pekerjaan galian itu, lanjut dia, menyebabkan kemacetan Jakarta semakin parah.

Selain itu, banyak alat berat yang "nongkrong" di galian dan dibiarkan lama. "Saya kesal ini sama Palyja. Jakarta ini bukan punya nenek moyang lu sendiri. Gali pipa tuh pikir-pikir, jalan ini bukan cuma punya kamu lho," kata Basuki.

Dia mengatakan, tak hanya Palyja yang kerap tidak membereskan galian dengan rapi, perusahaan lain juga tidak bertanggung jawab merapikan pekerjaan. [Baca: Ahok: Presiden Sekarang Terlalu Sopan, Sih!]Perusahaan Listrik Negara (PLN), Telkom, Pertamina, Perusahaan Gas Negara (PGN), dan lainnya juga kerap berperilaku yang sama. Ketika dikonfirmasi, perusahaan selalu beralasan kontraktor yang bekerja tidak baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com