Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehebohan Pedagang Pasar Setelah Keberadaan Beras Plastik Terbukti Benar

Kompas.com - 21/05/2015, 15:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Terbuktinya keberadaan beras berbahan dasar plastik telah membuat kaget pedagang di Pasar Mutiara Gading Timur. Apalagi, toko yang menjual beras plastik itu berada di pasar yang sama dengan mereka.

Ketika wartawan mendatangi toko beras yang telah ditutup, pedagang sekitar langsung mendekat dan bertanya kepada mengenai kebenaran beras plastik tersebut.

Ketika tahu, mereka pun kaget. "Ternyata benar yah, aduh langsung lemas saya," ujar seorang pedagang kelontong, Kamis (21/5/2015).

Pedagang beras yang ada di samping toko tersebut juga kaget ketika mengetahui beras yang dijual toko di sebelahnya bercampur beras plastik.

Tidak lama, pedagang-pedagang itu pun berkumpul di toko beras milik Wilem untuk mendiskusikan hal itu.

Salah seorang pedagang mengatakan seharusnya pemerintah lebih ketat dalam menjaga kualitas barang-barang yang masuk ke Indonesia. Sebab, sebagai pedagang, mereka tidak tahu apa-apa.

"Seharusnya pemerintah itu yang mengawasi masuknya beras. Kalau penjual, kita dagang saja kan enggak tahu apa-apa. Cuma jualan saja," ujar pedagang itu.

Ketika awak media mengeluarkan sedikit sampel beras yang terbukti palsu tersebut, mereka langsung berebut mengambil beras-beras itu.

"Gimana sih cara bedainnya?" tanya salah seorang pedagang. "Oh iya ya, ini agak transparan bu. Dipegang pun beda, yang palsu kalau dipegang kesat," ujar pedagang lainnya.

"Hei awas hati-hati ibu-ibu jangan sampai berasnya masuk ke dagangan beras saya," ujar pemilik toko beras, Wilem.

Beras yang hanya sedikit itu pun perlahan habis karena dioper ke pedagang lain. "Coba boleh enggak minta lagi berasnya buat informasi juga ke pedagang lain," ujar pedagang.

Kehebohan tidak cukup sampai di situ. Mereka mencoba membakar butiran beras plastik tersebut. Alih-alih mendapat kejelasan, mereka pun semakin bingung membedakan beras asli dan palsu. "Yah saya mah yang penting makannya kenyang, bu," ujar seorang pedagang sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com