Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Diungkap Keterlibatan Sipir di Jaringan Narkoba Antar-lapas

Kompas.com - 22/05/2015, 19:23 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keterlibatan oknum sipir lembaga pemasyarakatan dalam kasus narkoba seolah tak ada habisnya. Badan Narkotika Nasional menangkap oknum sipir Lapas Banceuy di Bandung, berinisial DR, karena diduga terlibat peredaran sabu di dalam penjara.

DR ditangkap pada Jumat (22/5/2015) pagi tadi sekitar pukul 05.00, bersama tujuh tersangka lainnya.

Terungkapnya kasus ini berawal dari laporan intelijen dan masyarakat yang diterima BNN. Menurut laporan, di Lapas Banceuy tempat DR bekerja terdapat kegiatan penyelundupan narkoba di dalam penjara.

Modus penyelundupan dilakukan dengan melempar narkoba dari luar ke dalam lapas. Sebagai informasi, Lapas Banceuy memang dikelilingi oleh jalan dan permukiman. Permukiman itu berupa asrama pegawai lapas.

Dari situ diketahui bahwa ada keterlibatan oknum lapas berinisial DR tersebut. Hasil pemeriksaan menunjukkan, DR mendapat perintah dari seorang napi di Lapas Kawangan berinisial AA untuk mengambil narkoba jenis sabu.

AA memerintahkan DR untuk mengambil sabu dari seseorang di Lapas Tangerang. Di Lapas Tangerang, AA akan berhubungan dengan seorang napi berinisial AI.

Kemudian, AI menghubungi kenalan seorang warga negara Iran, yakni JM. JM ini yang menyerahkan sabu ke AA dalam transaksi yang dilakukan di Atrium, Senen, Jakarta.

"Di sana dia bertemu dengan AA untuk menyerahkan 1 kilogram sabu buat Lapas Karawang, tetapi kami tangkap. Saat ditangkap, JM berusaha lari. Namun, kami dapat menangkapnya lagi," kata Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Dedi Fauzi El Hakim, di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat malam.

Dedi melanjutkan, setelah itu, pengembangan kasus dilakukan. Hasilnya, BNN menyita lagi 15 kilogram lebih sabu dari apartemen WN Iran tersebut di daerah Jakarta Pusat.

Selanjutnya, asrama DR di sekitar lapas juga digeledah BNN. Hasilnya, petugas menemukan 16 gram sabu dan 778 butir pil ineks.

Sementara itu, dari kasus ini, lima orang, termasuk dua di antaranya yang merupakan perempuan pekerja kafe di Jakarta, juga ikut dijemput BNN.

Mereka sementara ini dinyatakan sebagai pengguna sabu dari jaringan lapas tersebut. "Lima orang itu sementara masih dinyatakan sebagai pengguna," ujar Sugiyo, Direktur Narkotika BNN, di tempat yang sama.

Dedi menambahkan, pengungkapan kembali jaringan narkoba di lapas yang turut melibatkan oknum sipir menunjukkan bahwa barang haram tersebut tak pandang bulu dalam menjerat seseorang.

Adapun sipir DR memberikan keterangan berbelit seputar keterlibatannya.

"Saya tidak dikasih uang. Bukan karena uang (yang membuat) saya seperti ini. Karena saya tidak kerja di bidang seperti ini," ujar DR.

Atas kasus ini, AA, DR, dan AI, terancam Pasal 112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 dan Pasal 114 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba. Ancamannya maksimal berupa hukuman pidana mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com