Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Tak Terlacak, Penumpang Commuter Line Telantar hingga Dini Hari

Kompas.com - 15/06/2015, 01:21 WIB
Desy Afrianti

Penulis

JAKARTA.KOMPAS.com — Puluhan penumpang Kereta Rel Listrik Commuter Line jurusan Bogor telantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (15/6/2015) dini hari.

Para penumpang yang naik KRL dari arah Jatinegara tujuan Manggarai itu tidak bisa pulang karena sudah tidak ada lagi rangkaian yang berangkat ke arah Bogor.

Sesuai jadwal, seharusnya para penumpang ini diangkut dengan KRL Jakarta Kota-Bogor pemberangkatan pukul 00.08 WIB. Namun, ketika tiba di Manggarai, KRL tersebut sudah tidak ada. Padahal, KRL dari arah Jatinegara dijadwalkan tiba pukul 00.05 WIB.

Penumpang yang sebagian besar naik dari Tanah Abang ini kecewa karena petugas sempat menginformasikan bahwa KRL dari arah Kota yang ke Manggarai masih berada di Stasiun Juanda. Itu artinya, penumpang dari arah Jatinegara bisa diangkut oleh KRL tersebut.

"Petugas bilang kereta ke Bogor masih ada kok," kata salah seorang penumpang, Maulita.

"Kalau dibilang kereta sudah tidak ada, kan saya bisa langsung cari alternatif angkutan umum lain, tidak menunggu sia-sia."

Berdasarkan pantauan Kompas.com yang berada di lokasi, rangkaian Commuter Line memang molor dari jadwalnya. Bahkan penumpang di Tanah Abang harus menunggu hingga hampir satu jam.

Commuter Line tujuan Bogor pemberangkatan terakhir dari Tanah Abang pukul 23.09 juga tidak jalan. Alhasil, penumpang harus menunggu KRL terakhir yang hanya sampai Manggarai pukul 23.36 WIB. Tetapi, KRL itu baru tiba sekitar pukul 23.55 WIB.

Penanggung jawab Stasiun Manggarai, Eka, mengatakan bahwa kesalahan ini terjadi karena tidak ada koordinasi. Kata dia, laju kereta tak terlacak. "Sistemnya sedang error, kereta tak terlacak, jadi kami tidak tahu bahwa masih ada kereta," kata Eka.

Sampai pukul 00.55, penumpang masih bertahan di ruang informasi Stasiun Manggarai untuk menuntut solusi dari pihak stasiun.

"Harus ada solusi buat kami karena sekarang tengah malam, tidak ada angkutan umum," kata seorang penumpang wanita sambil berteriak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com