Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT Akui Warga Ber-KTP Non DKI Bisa Huni Rusun Kapuk Muara

Kompas.com - 16/06/2015, 01:24 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 01/09, rumah susun sewa (rusunawa), Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), Sulaeman, menyadari ada banyak warga yang ber-KTP non DKI. Padahal, seharusnya, penghuni rusun hanya diperuntukkan bagi warga ber-KTP DKI saja.
 
"Sebetulnya ngga boleh. Saya ngga bisa mengiyakan, tapi ngga bisa menolak juga. Karena ada pengurus yang atur," Senin (15/6/2015).
 
Sulaeman mengatakan, tugasnya selaku Ketua RT hanya memeriksa KTP warga baru yang akan menghuni rusun tersebut. 
 
Namun, kata Sulaeman, dirinya tidak dapat berbuat banyak terhadap pelanggaran administratif terkait penghuni yang memiliki KTP luar daerah.
 
"Prosesnya itu, kalau ketua RT cuma tanyakan KTP-nya saja. Kalau soal surat perjanjian sewa (SP), itu urusan dinas," ujarnya.
 
Lebih lanjut, Sulaeman mengatakan jika ada yang ingin menghuni salah satu unit rusun, hal ini bisa dilakukan asalkan yang bersangkutan memiliki dokumen yang dibutuhkan.
 
Terkait biaya administrasi untuk masuk ke rusun, Sulaeman mengaku tidak tahu besaran yang harus dikeluarkan calon penghuni. 
 
"Sudah bayar ke pengelola. Jadi, penghuni baru tinggal urus aja. Setelah dokumen di urus, nanti saya yang ngecek," tuturnya.
 
Selain itu, Sulaeman juga mamaparkan jika dirinya tidak memiliki kewenangan untuk menjelaskan peruntukan rusun kepada penghuni baru. Sekali lagi, Sulaeman mengatakan hal itu adalah tanggung jawab dari pengelola rusun.
 
"Soal pemberitahuan peruntukan rusun, bukan dari RT. Saya sih, tinggal terima beres. Saat penghuni datang, sudah dengan surat-suratnya," ujarnya.
 
Untuk warga umum, tarif sewa yang dikenakan di rusun tersebut adalah Rp 389.000 di lantai satu. Sedangkan, untuk lantai atas dikenakan sewa Rp 318.000. Sementara itu, tarif sewa warga relokasi sebesar Rp 172.000 di lantai satu, serta Rp 141.000 untuk lantai atas.
 
Sebelumnya, jajaran Suku Dinas (Sudin) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakut, mendata 57 warga ber-KTP non DKI dari hasil operasi administrasi kependudukan (Biduk) di rusun tersebut, Sabtu (13/6/2015) lalu. 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com