Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan-jalan ke "Kuburan Pesawat" di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 24/06/2015, 03:43 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Ada beberapa area yang tidak tersentuh oleh orang awam di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Salah satunya adalah hanggar pesawat mangkrak atau pesawat yang sudah tidak dioperasikan lagi oleh maskapai. Lokasi tempat pesawat mangkrak ada di bekas hanggar milik maskapai Batavia Air, tepatnya dekat markas pemadam kebakaran yang masih satu wilayah dengan kawasan perkantoran Bandara Soekarno-Hatta.

Kompas.com bersama sejumlah pewarta berkesempatan masuk ke sana dengan didampingi oleh perwakilan dari PT Angkasa Pura II. Untuk mencapai tempat pesawat mangkrak, para pewarta harus melewati pemeriksaan oleh aparat TNI yang berjaga di sana.

Jarak dari gerbang paling depan sampai masuk ke tempat pesawat mangkrak sekitar satu kilometer. Pemandangan yang terlihat saat awal turun adalah banyaknya pesawat yang diparkir secara tidak beraturan. Ada dua unit pesawat yang sengaja diparkir di area rumput. Selebihnya, pesawat diparkir secara acak di area hanggar.

Beberapa pesawat di antaranya adalah milik Kartika Airlines dan Bouraq Air. Beberapa pesawat sudah tidak utuh. Ada yang moncongnya sudah tidak ada, ada yang sayapnya hilang sebelah, ada pula yang hampir semua bagian pesawatnya dibongkar habis.

KOMPAS.com/Andri Donnal Putera Kondisi di dalam pesawat mangkrak jenis Air Bus yang terparkir di bekas hanggar Batavia Air Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (23/6/2015).
Pemandangan seperti itu terlihat seperti "kuburan pesawat". Namun kondisi di sana bukan tanpa kegiatan. Beberapa pesawat yang mangkrak ada yang ditawar untuk dibeli oleh pihak-pihak tertentu.

Pihak tersebut ada yang langsung membeli ke maskapai dan menawar sejumlah harga untuk mendapatkan pesawat yang mangkrak itu. Mereka mengincar bagian-bagian pesawat yang masih bisa dijual atau dimanfaatkan lagi, seperti barang-barang yang mengandung besi dan platina.

"Ini bos kita minta dipreteli semuanya. Nanti pretelan-pretelannya dikiloin, sekilo biasanya dihargain Rp 13.000," kata salah satu tukang bongkar pesawat mangkrak, Tomo (39), Selasa (23/6/2015).

Menurut Tomo yang ditugasi membongkar pesawat Garuda Indonesia Boeing 737 seri lama ini, bosnya membeli pesawat mangkrak itu sekitar Rp 300 juta. Garuda Indonesia melepas pesawat yang diperkirakan sudah berusia 20 tahun lebih itu tanpa mesin. Hanya badan dan rangka pesawat yang diberikan. Mesin pesawat tetap diambil oleh pihak Garuda Indonesia.

Pantauan Kompas.com, masih ada 15 lebih unit pesawat mangkrak di sana. Sedangkan, PT Angkasa Pura II mendata hanya ada enam pesawat mangkrak yang tersisa. Pesawat-pesawat tersebut masih dibiarkan sampai pemilik pesawat dengan pihak bandara mencapai suatu kesepakatan. Sedangkan pesawat mangkrak lain sudah dipastikan akan dimusnahkan, salah satu caranya adalah dengan dibongkar secara manual oleh tukang yang disewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com