Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Lagi Bisa Bersembunyi di Balik Nama Transjakarta, Ini Kata Operator

Kompas.com - 25/06/2015, 10:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — PT Transjakarta menerapkan peraturan yang mewajibkan agar semua bus transjakarta wajib ditempeli nama operatornya masing-masing. PT Transjakarta ingin agar operator tak sembunyi di balik nama Transjakarta jika terjadi suatu masalah. Lantas bagaimana tanggapan operator terkait hal ini?

Presiden Direktur Jakarta Trans Metropolitan (JTM) Jeremia Kaban menyambut baik kebijakan PT Transjakarta ini. JTM menilai, dengan demikian, masyarakat dapat mengetahui dan menilai mana operator yang melayani pelanggannya dengan baik.

"Kita setuju karena kita mau melayani masyarakat. Jadi, transparansi itu memacu kita juga untuk lebih baik," kata Jeremia, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2015).

Oleh karena itu, Jeremia tak keberatan jika unit bus JTM nantinya ditempeli nama lengkap operator. Cara ini, lanjut dia, adalah cara fair yang dilakukan transjakarta.

"Kita dukung dan sepakat bahwa ini adalah cara fair jika operatornya mengalami accident, misalnya seperti kejadian yang terjadi pada bus kami (di Mampang) kemarin," ujar Jeremia.

Bahkan, JTM tak keberatan kalau Transjakarta memublikasikan rapor mereka sebagai operator dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Hal ini, menurut dia, pernah dilakukan Transjakarta ketika masih berbentuk badan layanan umum (BLU).

Sebelumnya, bus-bus transjakarta selama ini telah memasang kode operatornya masing-masing di badan bus, seperti DMR untuk Perum DAMRI, JTM untuk Jakarta Trans Metropolitan, JMT untuk Jakarta Mega Trans, dan TJ untuk PT Transjakarta.

Rupanya, cara ini dianggap tak efektif membuat masyarakat pengguna bus transjakarta bisa mengetahui operator dari bus yang mereka gunakan. Oleh karena itu, PT Transjakarta berencana menerapkan peraturan yang mewajibkan agar semua bus transjakarta wajib ditempeli nama operatornya masing-masing.

Menurut Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih, hal ini bertujuan agar PT Transjakarta tidak jadi kambing hitam bila terjadi masalah terhadap bus yang tengah beroperasi.

"Saya mau semua bus ketahuan siapa yang operasikan supaya mereka tidak bersembunyi di balik transjakarta. Jadi, ketahuan siapa yang mengoperasikan," kata Kosasih di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (24/6/2015).

Selain diyakini dapat membuat masyarakat pengguna bus transjakarta bisa mengetahui operator dari bus yang mereka gunakan, Kosasih menyebut pemasangan juga bertujuan agar nama operator bisa tetap eksis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com