Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Ada yang Ajak Lagi Jangan Mau, Kamu Teriak Sekencang-kencangnya"

Kompas.com - 21/07/2015, 20:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sopir taksi berinisial SR (39) mau mengantar SE (6) setelah penculik menitipkan gadis cilik yang hilang dari Pusat Grosir Cililitan (PGC) tersebut kepadanya.

Apa alasan SR mau mengantar SE pulang?

Kepada wartawan, SR mengaku ia mau mengantar SE karena pelaku yang menitipkan SE meyakinkan dirinya bahwa bocah itu tahu rumahnya.

"Karena si yang nganter meyakinkan saya, apalagi setelah S meyakinkan saya kalau dia tahu rumahnya. Orang itu bilang, 'Sebenarnya saya mau nganterin, tetapi mau kerja,'" kata SR kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Timur, Selasa (21/7/2015).

Menurut SR, si pengantar korban sempat berpesan kepada SE sebelum taksinya berangkat.

"Yang nganter bilang, 'Dik, kalau ada yang ngajak lagi, jangan mau. Kamu teriak sekencang-kencangnya'. Kalau bisa, nangis biar orang enggak ngajak," ujar SR menirukan perkataan pelaku.

SR mengaku tak curiga meski pelaku sempat memotret dia dan KTP-nya. Ia pun mengantar SE sampai ke rumahnya.

Karena hal itu, pihak kepolisian memberikan penghargaan. SR menerima penghargaan berupa piagam yang diserahkan Kepala Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Umar Faroq.

"Ini penghargaan atas kesediaan Bapak, keberanian Bapak SR, yang tidak hanya menjadi sopir taksi, yang hanya menerima uang dan mengantarkan ke tempat tujuan saja kemudian langsung pergi, tetapi karena melihat anak sendiri kemudian mengantarkan sampai ke rumah orangtuanya," ujar Umar pada kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com