Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjung Jakbook & Edu Fair Kesal, E-money Bank DKI "Error"

Kompas.com - 28/07/2015, 11:51 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengunjung Jakbook & Edu Fair 2015 kecewa saat akan membayar barang perlengkapan sekolah yang telah mereka ambil. Uang elektronik dari Bank DKI yang mereka dapat untuk berbelanja tidak bisa digunakan karena sistemnya mengalami gangguan.

"Error katanya kasirnya, jadi enggak bisa digesek bayarnya. Gimana dong ini kita udah antre-antre beli barang tapi tidak bisa dipakai. Ini yang mau bayar kan banyak orang, masa enggak dibenerin, kita udah jauh-jauh ke sini," kata Emi (40), warga Kebayoran yang sudah sejak pukul 09.00 datang ke pameran itu, Selasa (28/7/2015).

Gangguan transaksi ternyata juga terjadi pada hari pertama pameran tersebut, Senin (27/7/2015) lalu. Namun, menurut Endah, yang juga datang pada hari pertama itu, gangguan transaksi tidak terjadi di semua gerai.

Meski begitu, hal itu tetap membuat pengunjung tidak nyaman karena harus menunggu lama akibat antrean pembayaran di kasir yang tidak memiliki gangguan.

"Kemarin juga gini, banyak yang error enggak bisa bayar. Jadinya yang mau bayar malah rebutan di tempat yang enggak error. Ini mah lebih parah dibanding belanja di pasar. Bikin pusing," kata Endah.

Pengunjung yang rata-rata merupakan pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP) itu mendapat kartu uang elektronik dari Bank DKI dengan saldo Rp 500.000. Mereka bisa membelanjakan uang elektronik tersebut untuk barang-barang perlengkapan sekolah, mulai dari alat tulis, buku tulis, seragam sekolah, sepatu, hingga tas sekolah.

Pantauan Kompas.com, beberapa gerai produk perlengkapan sekolah yang tidak mengalami gangguan transaksi pada hari ini adalah di gerai buku tulis, seragam dan tas sekolah. Sedangkan di gerai sepatu dan beberapa alat tulis masih mengalami gangguan.

Imbasnya, banyak pengunjung yang memilih untuk membeli tas, seragam dan buku tulis. Antrean dan dorong-dorongan juga kerap terjadi karena beberapa pengunjung berebut dilayani petugas gerai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com