Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengakuan AK soal Emosi lalu Membunuh Hayriantira

Kompas.com - 07/08/2015, 15:20 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


GARUT, KOMPAS.com — AK alias AW (38), tersangka pembunuh Hayriantira (37), menceritakan alasan dia membunuh karyawan salah satu perusahaan komunikasi itu. Dia mengaku mengalami emosi sesaat.

AK menuturkan bahwa dirinya tak berniat membunuh Hayriantira. Luapan emosi karena disebut penyuka sesama jenis karena tak mau berhubungan dengan Hayriantira membuat AK kalut dan membekap korban dengan bantal.

Menurut pengakuan AK, dia lelah dan tidak ingin berhubungan badan. Sebab, AK baru saja menyetir selama lebih dari enam jam dari Jakarta menuju Garut.

"Dia bilang, 'kamu homo ya?' Terus-terusan diulang kata-katanya. Saya juga bingung, tau-tau saya bisa seperti itu (membunuh)," kata AK, Jumat (7/8/2015).

Mengenai kepergian mereka ke Garut, AK mengaku bahwa mereka berdua hendak menuju sentra jaket kulit di Sukaregang. Namun, belum sampai di lokasi, keduanya memilih istirahat di Hotel Cipaganti.

Saat itu, AK mengatakan tidak membawa pakaian ganti. Namun, Hayriantira membawa baju, handuk, dan peralatan lainnya untuk bermalam. Padahal, AK mengaku tidak ingin bermalam. Sebab, dia belum pamit kepada istrinya.

"Enggak ngomong kalo ke Garut, tetapi sebelum-sebelumnya saya bilang karena memang dadakan," kata AK.

Soal pelat palsu yang mereka pasang di mobil Hayriantira, AK menyebut bahwa itu hadiah untuk Hayriantira. Pelat itu dipasang terus hingga ke Garut. Pada akhirnya, Hayriantira dibunuh di Hotel Cipaganti, dan AK menguasai mobilnya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, pihaknya masih terus mendalami motif dari AK. Sebab, keterangannya selama ini kerap kali berubah dan berputar-putar.

"Ini harus dikonstruksi betul kasusnya dari awal hingga ke akhir, dari akhir hingga ke awal. Dengan demikian, nanti ditemukan persesuaian keterangan, persesuaian alat bukti, persesuaian waktu, tempus-nya tepat, locus-nya tepat."

"Dengan begitu, nanti penyidik bisa dengan jelas menetapkan pasal-pasal yang disangkakan, merumuskan unsur-unsurnya, dan menyajikannya ke sistem peradilan pidana berikutnya," kata Krishna di Mapolres Garut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Tim Kuasa Hukum Vina Cirebon Akan Datangi Kantor Komnas HAM

Hari Ini, Tim Kuasa Hukum Vina Cirebon Akan Datangi Kantor Komnas HAM

Megapolitan
AJI Jakarta, PWI, dan Organisasi Pers Berunjuk Rasa di DPR Hari Ini, Tuntut Revisi UU Penyiaran Dihentikan

AJI Jakarta, PWI, dan Organisasi Pers Berunjuk Rasa di DPR Hari Ini, Tuntut Revisi UU Penyiaran Dihentikan

Megapolitan
Jangan 'Bunuh' Warga Kampung Bayam Berulang Kali...

Jangan "Bunuh" Warga Kampung Bayam Berulang Kali...

Megapolitan
Janji Jakpro Beri Pekerjaan ke Warga Kampung Susun Bayam yang Mau Tinggalkan Rusun...

Janji Jakpro Beri Pekerjaan ke Warga Kampung Susun Bayam yang Mau Tinggalkan Rusun...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 27 Mei 2024

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, 9.610 Wisatawan Berlibur ke Kepulauan Seribu

Libur Panjang Waisak, 9.610 Wisatawan Berlibur ke Kepulauan Seribu

Megapolitan
Kuasa Hukum 'Vina Cirebon' Minta Polisi Berpegang pada Putusan Pengadilan soal 3 Nama yang Buron

Kuasa Hukum "Vina Cirebon" Minta Polisi Berpegang pada Putusan Pengadilan soal 3 Nama yang Buron

Megapolitan
Yakin Pegi Tersangka Utama Pembunuhan Vina, Kuasa Hukum: Ada Bukti Ijazah dan KTP

Yakin Pegi Tersangka Utama Pembunuhan Vina, Kuasa Hukum: Ada Bukti Ijazah dan KTP

Megapolitan
Polisi Hapus 2 Nama DPO Kasus 'Vina Cirebon', Keluarga Terkejut dan Kecewa

Polisi Hapus 2 Nama DPO Kasus "Vina Cirebon", Keluarga Terkejut dan Kecewa

Megapolitan
[Populer Megapolitan] Kisah Endah, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Jeddah | 'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI 2024

[Populer Megapolitan] Kisah Endah, Jemaah Haji yang Ditinggal Wafat Istri di Jeddah | "Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 27 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 27 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Keluhkan Dampak Banjir, Warga Kebon Pala: Rumah Rusak dan Timbul Penyakit

Megapolitan
Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Tips Memilih Sapi Kurban yang Berkualitas, Bisa Lihat dari Mulut dan Kakinya

Megapolitan
Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Bisnis Hewan Kurban, Wakil Wali Kota Jakut Beri Sapinya Ampas Tahu agar Gemuk dan Berkualitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com