Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2015, 17:19 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direksi Rumah Sakit Sumber Waras mengaku pada awalnya tak pernah berniat melepaskan lahan milik mereka ke Pemprov DKI, apalagi melepaskannya hanya karena kedekatan pribadi dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sebab, pada awalnya pihak yang berniat membeli lahan RS Sumber Waras adalah PT Ciputra Karya Utama.

Direktur RS Sumber Waras Abraham Tedjanegara menuturkan, pihaknya baru mengetahui jika Pemprov DKI tertarik membeli lahan milik mereka pada Mei 2014. Itupun, kata dia, melalui pemberitaan di media massa pada sekitar Mei 2014. (Baca: Dipertanyakan, Keterlibatan Ahok dalam Proses Negosiasi Lahan Sumber Waras)

"Pada Mei 2014 muncul running text di televisi yang menyatakan Pemprov DKI mau membeli lahan kami senilai 1,7 triliun," kata Abraham saat kunjungan anggota DPRD DKI ke RS Sumber Waras di Grogol, Jakarta Barat, Rabu (19/8/2015).

Menurut Abraham, pada awalnya mereka tidak terlalu memusingkan pemberitaan tersebut. Namun, ia menyebut pemberitaan mengenai rencana Pemprov DKI membeli lahan milik mereka semakin hari semakin gencar. (Baca: Ahok Tentang Ciputra Bangun Mal di Lahan RS Sumber Waras)

Hal tersebut menimbulkan pertanyaaan di kalangan yang telah mengadakan kerja sama dengan RS Sumber Waras, tak terkecuali dengan PT Ciputra Karya Utama yang berniat membeli lahan yang berlokasi di Grogol, Jakarta Barat itu. (Baca: Wagub DKI: Pembelian Lahan RS Sumber Waras Bukan Inisiatif Ahok)

"Mereka bertanya lahan yang mau dijual kok malah dikerjasamakan," ujar Abraham. Setelah itu, kata Abraham, pihaknya berinisiatif ingin menemui Ahok untuk meminta klarifikasi. 

Dalam pertemuan itu, ia menyebut Ahok mengatakan tak akan memberikan izin perubahan peruntukan bagi lahan RS Sumber Waras, dari fungsi sebagai rumah sakit ke fungsi komersial. (Baca: Ahok Tolak Ubah Peruntukan Lahan RS Sumber Waras Jadi Mal)

Yang artinya, walaupun PT Ciputra Karya Utama bisa membeli lahan milik RS Sumber Waras, mereka tidak akan mendapatkan izin untuk membangun mal di lokasi tersebut. (Baca: Ahok: Ada Nota Kesepahaman Gubernur dan Ketua DPRD soal Sumber Waras)

"Waktu itu Pak Ahok bilang kalau DKI lagi butuh yang namanya rumah sakit. Akhirnya dia bilang mending kami saja yang beli dengan harga sesuai NJOP (nilai jual objek pajak). Waktu itu NJOP-nya Rp 20 Juta per meter persegi," tutur Abraham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com