Aksi lukisan jari dalam rangka mengkampanyekan stop kekerasan terhadap anak, diikuti 16.000 siswa-siswi Kota Mataram dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK sederajat. Mereka membuat lukisan jari dengan cara mengecap jari tangan yang telah dilumuri cat air warna-warni, pada kain putih yang dibentangkan sepanjang ratusan meter.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi karena aksi ini merupakan salah satu bentuk komitmen masyarakat Kota Mataram untuk memutus mata rantai kejahatan terhadap anak.
"Ini adalah langkah awal 16.000 orang berkomitmen perang terhadap kekerasan terhadap anak," kata Arist.
Ia menambahkan, yang telah disampaikan Presiden Joko Widodo untuk 'jaga dan bahagiakan anak Indonesia' itu adalah bagian dari memutus mata rantai kekerasan terhadap anak. Ia berharap, tahun 2016 mendatang akan ada ratusan ribu orang lagi yang akan ikut berkomitmen untuk menghentikan kekerasan terhadap anak.
"Mari kita jaga dan bahagiakan anak Indonesia, karena anak Indonesia membutuhkan kebahagiaan dan perlindungan dari kita semua sebagai orang dewasa yang patut punya tanggungjawab menyelamatkan anak-anak dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi," kata Arist.
Pemecahan rekor Muri di Kota Mataram ini bertepatan dengan semarak Hari Anak Nasional 2015 dan HUT Kota Mataram ke 22 dengan mengangkat tema 'Jaga dan Bahagiakan Anak Indonesia'.
Piagam penghargaan kategori pemrakarsa lukisan jari dengan jumlah peserta terbanyak, diberikan kepada Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Dewan Anak Kota Mataram dan Pemerintah Kota Mataram. (K98-14)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.