Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Disarankan Berhati-hati Beri Nama Wisma Atlet

Kompas.com - 14/09/2015, 20:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu proyek yang juga dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo adalah pembuatan wisma atlet sebagai penginapan atlet yang akan ikut serta dalam Asian Games 2018. Dalam rapat pembahasan KUA-PPAS, Pimpinan Banggar DPRD Mohamad Taufik mengingatkan PT Jakpro untuk berhati-hati memberi nama bangunan tersebut.

Sebab, dalam rapat, Direktur Utama PT Jakpro Abdul Hadi mengatakan bahwa wisma atlet tersebut akan dialihfungsikan menjadi rumah susun untuk masyarakat setelah perhelatan Asian Games berakhir.

"Perlu hati-hati ini Pak soal penggunaan nama. Sejak awal, orang kan tahunya bangunan wisma atlet yang dibangun untuk atlet, takutnya setelah Asian Games selesai, atlet-atlet ini menagih dan merasa dibodohi," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (14/9/2015).

Taufik mengaku khawatir para atlet akan melihat pengalihfungsian wisma menjadi rusun sebagai tindak penyelewengan. Sebab, sejak awal bangunan tersebut dibangun untuk para atlet dan bukan masyarakat umum.

"Tuntutan itu pasti ada loh nanti, jangan salah. Sekarang kan jamannya orang main tuntut saja," ujar Taufik.

Taufik menyarankan agar pembangunan penginapan untuk para atlet ini dibangun secara temporer saja.

Artinya, setelah perhelatan Asian Games selesai, penginapan itu bisa dibongkar. Akan tetapi, jika hal itu tidak memungkinkan, maka Taufik menyarankan untuk memperhatikan penggunaan nama bangunan.

Hal tersebut agar tidak terjadi masalah di kemudian hari. Abdul Hadi pun menjelaskan bahwa sejak awal, pemerintah pusat telah jelas memberi status peruntukan lahan tersebut.

Lahan tersebut memang diperuntukan untuk rusunawa. Sehingga, menurut Hadi, tidak perlu jadi masalah di kemudian hari. Sebab, lahan tersebut memang untuk rusunawa.

"Intinya kami enggak berani berbuat sesuatu kalau tidak ada ketentuannya pak. Kalau misalnya tidak boleh untuk atlet, kami freeze," ujar Hadi.

Taufik pun menjelaskan bahwa penyelesaian masalah ini hanya memperhatikan persoalan nama saja. Supaya, masyarakat tidak menganggap Pemprov berbuat pelanggaran dengan mengubah wisma atlet menjadi rusunawa pada nantinya.

"Ya ini kan sebenernya ujunya untuk bikin rusunawa. Cuma karena tanahnya dari setneg dan ada Asian Games, yaudah jadi wisma atlet dulu. Kan begitu," ujar Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com