Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melanie Subono Percaya, Kabut Asap Bukan Bencana Alam

Kompas.com - 09/10/2015, 17:53 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengenakan baju berwarna pink bertuliskan #TinjuMusuhAlam dan tanpa mengenakan make up, artis Melanie Subono yang mengenakan masker berdiri di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2015) sore. Dia bersama dengan para aktivis dari Walhi.

Tidak lama kemudian, anggota grup band Gheisa bergabung dengan rombongan tersebut. Dua buah spanduk pun digelar, isinya "Gheisa Melawan Asap" dan "Tindak Tegas Pembakar Hutan".

Setelah itu, mereka berpencar dan membagi-bagikan lembaran kertas berisi seruan kepada masyarakat untuk melawan asap.

Melanie Subono mengatakan aksi mereka memang untuk menyadarkan masyarakat akan kebakaran hutan yang terjadi di Riau dan beberapa wilayah di Kalimantan.

Melanie berpendapat, kejadian kabut asap ini bukanlah bencana alam. "Ini bukan bencana ekologis, ini jelas buatan manusia. Sebenarnya pemerintah sudah tahu kok siapa dalangnya, cuma apakah mereka berani tangkap?" ujar Melanie.

Melanie mengatakan sudah saatnya pemerintah pusat berani berbuat sesuatu. Sudah terlalu banyak korban meninggal akibat kabut asap ini.

Melanie meminta kepada pemerintah untuk menindak tegas perusahaan yang dia duga sebagai dalang kebakaran.

"Menurut gue, gila yah. Yang meninggal sudah banyak loh. Kalau memang enggak bisa padamkan kebakaran, seenggaknya cabut izin perusahaannya," ujar dia.

Seniman peduli

Melanie pun menjelaskan alasannya melakukan aksi ini. Dia mengaku ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa seniman peduli dengan hal ini.

Jika seruan-seruan pembelaan pada korban asap hanya dilakukan para aktivis saja, Melanie menilai dampaknya tidak terlalu terasa.

Dia berharap keikutsertaan para seniman atas aksi ini bisa berdampak langsung kepada masyarakat.

"Mungkin kita engga bisa banyak mengubah dari sisi advokasi atau apapun. Aksi kalau hanya aktivis yang datang juga biasanya tidak tersampaikan baik. Minimal ini yang bisa kami lakukan. Buat masyarakat di rumah, kita enggak harus selalu menyumbang kok untuk bantu korban di sana, lu sebut nama mereka dalam doa juga dudah cukup sih," ujar Melanie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com