"Sepanjang tahun alat kita sudah keruk sepanjang aliran sungai-sungai. Jadi kita yakin tidak akan ada masalah," kata Tri di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (26/10/2015).
Menurut Tri, saat ini pengerukan sungai merupakan kegiatan rutin. Praktik ini berbeda dari yang dilakukan pada masa lalu. Saat pengerukan sungai masih menjadi kegiatan yang hanya sesekali dilakukan. (Baca: Proyek Pengadaan Pompa DKI Batal karena Dollar)
"Dulu pendekatannya proyek. Pengerukan kali ini sekian juta kubik. setelah kontraktor ngerjain, ya sudah. Kalau sekarang enggak. Pak Gubernur mau swakelola. Jadi kita beli alat sendiri, BBM-nya kita penuhi. Keruk sampai tuntas," ujar Tri.
Pembelian pompa batal terlaksana karena vendor yang sudah terdaftar untuk ikut lelang tak kunjung mengajukan surat penawaran harga (SPH).
Penyebabnya, karena belum stabilnya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Penyusunan anggaran untuk pengadaan pompa memang dilakukan sebelum terjadinya fluktuasi kurs dolar terhadap rupiah.
Sehingga adanya fluktuasi kurs dolar terhadap rupiah akan membuat harga pompa ikut mengalami hal serupa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.