Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Sudah Dilaporkan ke Polisi, RS Awal Bros Tetap Pilih Menunggu

Kompas.com - 13/11/2015, 16:02 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Pihak Rumah Sakit Awal Bros tetap pada sikapnya untuk menunggu proses penyelidikan tim investigasi Pemerintah Kota Bekasi dan asosiasi dokter.

Meskipun, pihak keluarga Falya Raffani Blegur telah melakukan somasi bahkan melapor ke Polda Metro Jaya.

"Kami hanya bisa menunggu, apalagi yang bisa kami lakukan? Yang pasti semua sudah kita laporkan kepada pihak yang berwenang," ujar Manajer Pemasaran RS Awal Bros Yadi Haryadi kepada Kompas.com, Jumat (13/11/2015).

Yadi paham bahwa sampai saat ini pihaknya terus diserang dengan laporan serta pemberitaan kasus malpraktik dari pihak keluarga pasien. Namun, semua itu tidak membuat keputusan pihak rumah sakit berubah.

Hal itu termasuk soal laporan keluarga terhadap salah satu dokter di RS Awal Bros. Yadi mengatakan tindakan yang akan diberikan kepada dokter itu akan mengikuti rekomendasi dari hasil penyelidikan tim investigasi.

"Kami sudah sampaikan penjelasan ke semua pihak. Semua sudah. Memang hanya ke media saja yang tidak kami sampaikan. Saya paham bahwa pemberitaan selama ini baru sepihak ya, dari pihak kami belum memberikan keterangan apa-apa. Kami tetap menunggu hasil investigasi saja," ujar dia.

Yadi berharap semua proses penyelidikan bisa selesai secepatnya. Dia berjanji, pihak rumah sakit akan menjelaskan secara lengkap ketika semua proses penyelidikan selesai. (Baca: Terkena Kasus Dugaan Malapraktik, RS Awal Bros "Diserbu" Banyak Pihak)

"Kalau sudah jelas semuanya, jangankan kepada keluarga, kepada masyarakat umum akan kami jelaskan," ujar dia.

Kasus dugaan malpraktik ini muncul setelah seorang bayi, Falya Raffani Blegur (1) meninggal dunia di RS Awal Bros. Falya meninggal dunia diduga karena salah penindakan oleh dokter. (Baca: Somasi Tak Direspons, Ayah Bayi Korban Malapraktik Mengadu ke Polda)

Kondisi Falya memburuk setelah diberikan antibiotik tanpa melakukan skin test terlebih dahulu. Keluarga Falya menduga anaknya alergi dengan antibiotik.

Akibatnya, keluarga Falya melakukan somasi untuk meminta penjelasan rumah sakit. Namun, sampai saat ini pihak rumah sakit belum memberi penjelasan secara detil. Akhirnya, keluarga Falya membuat laporan ke Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan malpraktik ini. (Baca: RS Awal Bros Persilakan Keluarga Falya Laporkan Dokternya ke Polisi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com