Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabu, Ibu yang Dimarahi Ahok soal KJP Bakal Melapor ke Polda Metro

Kompas.com - 15/12/2015, 16:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Yusri Isnaeni (32), warga Jalan Mahoni di Gang I Blok A, Legoa, Jakarta Utara, berencana melaporkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ke Polda Metro Jaya, Rabu (15/12/2015).

Yusri berencana menuntut Basuki setelah ia dimarahi terkait aduan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) di DPRD DKI, beberapa waktu lalu. Ibu ini merasa tidak terima karena disebut maling oleh Basuki.

Cerita berawal ketika Yusri hendak membelanjakan peralatan untuk sekolah anaknya di Pasar Koja, Jakarta Utara. Saat itu, rupanya dana KJP milik anaknya tak dapat digunakan karena para pedagang di sana mengatakan sistem saat itu sedang offline.

Yusri mengaku sudah mencoba empat kali di beberapa toko yang ada di sana. Namun, ia merasa dipersulit karena toko yang ia sambangi mengaku sistem dengan Bank DKI sedang offline.

"Kemudian ada saran dari pedagang di toko sebelumnya, katanya bisa dicairin dananya dulu di salah satu toko. Akhirnya saya cairkan di toko kelima," kata Yusri, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/12/2015).

Dirinya melanjutkan, ia berhasil mencairkan Rp 300.000 uang KJP di toko tersebut. Namun, pada struk penarikan ternyata dana yang terpotong Rp 330.000. Adanya potongan Rp 30.000 itu yang hendak ia konfirmasi ke Gubernur DKI dengan sapaan Ahok itu.

"Potongan Rp 30.000 itu yang saya mau tanyakan apakah peraturan pemerintah atau bagaimana. Tapi Pak Ahok malah marah-marah sama saya, bilang ke saya, 'Ibu maling... ibu maling', sampai tiga kali. Terus sambil nunjuk-nunjuk ke saya, mukanya juga merah. Dia minta stafnya catat saya. Saya jadi malu waktu itu," ujar Yusri.

Padahal, Yusri berharap Ahok sebagai sosok pemimpin DKI menerima aduannya, atau mengajaknya berbicara mengenai masalah tersebut.

Yusri juga tak tahu kalau mencairkan dana KJP adalah melanggar. Sebab, ia hanya mengikuti saran dari pedagang di Pasar Koja. (Baca: Dua Ibu Bertanya Dana KJP Tak Bisa Ditunaikan, Ahok Malah Marah)

"Waktu itu toko sebelumnya (pencairan) yang kasih saran. Saya cuma ikut saja. Saya juga enggak tahu (mencairkan dilarang)," ujar Yusri.

Dirinya tak ingat nama toko tempat ia dapat mencairkan dana KJP. Pada struk penarikan pun nama toko sudah dihilangkan dengan cara disobek pedagang di toko tempatnya mencairkan dana.

Selain melapor ke Polda Metro Jaya, Yusri juga akan melaporkan Ahok ke Komnas Perempuan dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Gugatan Rp 100 miliar

Tak hanya itu, Yusri juga akan mengajukan gugatan Rp 100 miliar kepada Ahok. Menurut dia, gugatan Rp 100 miliar itu tidak sebanding dengan perlakuan yang dia terima.

"Saya tidak terima dikatakan maling, kalau maling itu kan mengambil hak milik orang lain. Ini kan KJP atas nama anak saya kok, saya maling apanya," ujar Yusri.

Adapun Yusri berniat melaporkan Ahok dengan tuduhan pencemaran nama baik, Rabu (16/12/2015).

"Besok saya rencananya mau lapor ke Kapolda. Saya masih bicarakan dulu dengan teman-teman saya," ujarnya. (Baca: Curahan Hati Ibu Pengadu KJP yang Dituding Maling oleh Ahok...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com