Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kenaikan Tarif KRL yang Diberlakukan Mulai Oktober 2016

Kompas.com - 22/12/2015, 22:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menandatangani kontrak kewajiban pelayanan publik (PSO) 2016 dengan PT KAI selaku operator kereta api.

Tahun ini, jumlah PSO yang dikucurkan sebesar Rp 1,8 triliun dan Rp 1,1 triliun dialokasikan untuk KRL Jabodetabek. Jumlah ini merupakan yang terbesar di antara kereta api lainnya.

Namun, jika ternyata PSO yang diberikan Kemenhub tersebut tidak mencukupi untuk subsidi selama satu tahun, tarif KRL Jabodetabek akan mengalami kenaikan Rp 1.000.

Hermanto Dwiatmoko, Direktur Jenderal Perketeraapian Kemenhub, mengungkapkan, dengan PSO tersebut, ada sejumlah KA yang mengalami perubahan tarif. Salah satunya adalah KRL Jabodetabek yang dioperatori oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ).

"Perhitungannya adalah untuk jarak tempuh 0-25 km pertama yang semula Rp 2.000 menjadi Rp 3.000. Rencananya, ini akan diberlakukan mulai 1 Oktober 2016," ujar Hermanto di Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Sementara itu, M Nurul Fadhil, Direktur Utama PT KCJ, mengungkapkan, rencana tersebut merupakan skema yang disertakan dalam penandatangan kontrak PSO 2016 di bidang angkutan perkeretaapian untuk pelayanan kelas ekonomi.

"Jika nantinya pemerintah menambah alokasi subsidi, opsi ini gugur," katanya.

Fadhil mengatakan, opsi kenaikan dibuka untuk jarak 0-25 km pertama, yakni dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000.

Alasan dari kenaikan tarif ini adalah jumlah penumpang yang tumbuh 20-25 persen per tahunnya. Tahun 2015, jumlah penumpang KRL per harinya mencapai 800.000. Ia memprediksi, pada tahun 2016, pertumbuhan penumpang bakal sama dengan tahun 2015.

Ia menjelaskan, kini tarif normal KRL Jabodetabek untuk 0-25 km pertama sebesar Rp 3.000. Pemerintah memberi subsidi Rp 1.000 sehingga masyarakat membayar Rp 2.000. Sementara itu, tiap 10 km berikutnya, tarif normal ialah Rp 2.000. Karena pemerintah memberi subsidi Rp 1.000, penumpang cukup membayar Rp 1.000.

Hermanto mengungkapkan, dengan penyesuaian tarif ini, PT KCJ juga diminta menaikkan pelayanan. Fadhil pun menjawab saat ini KCJ sudah memperbaiki pelayanan tidak sebatas perbaikan toilet.

Perbaikan lainnya di antaranya adalah akses bagi penyandang disabilitas dengan ketersediaan kursi roda di setiap stasiun, peron yang ditambah panjang, serta peluncuran vending machine tiket pada akhir 2015. (Agustin Setyo Wardani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com