Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Bantah RPTRA Jadi Sarang Predator

Kompas.com - 23/12/2015, 13:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak terima ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) disebut Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) sebagai sarang predator atau pelaku kejahatan terhadap anak-anak.

"Jelasin saja yang dimaksud dengan sarang predator anak itu gimana coba? Justru kalau enggak ada tempat terbuka seperti ini, anak-anak malah dipancing ke rumahnya si predator," kata Basuki, seusai meresmikan RPTRA Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, Rabu (23/12/2015). 

Basuki mengatakan, melalui keberadaan RPTRA, warga dapat mengawasi satu sama lain. Jakarta, lanjut dia, wilayahnya terlalu besar dan terlalu banyak gang sempitnya.

Untuk mencegah kekerasan terhadap anak, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI membangun banyak RPTRA.

"Supaya anak-anaknya tuh keluar dan tetangga-tetangga tuh bisa ngenalin ini anak siapa. Selama ini kami enggak bisa ngenalin, kami enggak bisa tahu anak ini anak siapa. Kalau Komnas PA tahu cara terbaik, kasih tahu saya aja gimana," kata Basuki. 

Basuki mengatakan, tujuan pembangunan RPTRA bukan hanya untuk taman, melainkan juga untuk tempat berkumpulnya komunitas.

Justru, lanjut dia, kekerasan anak dapat terjadi jika tidak ada pembangunan RPTRA.

"Jadi saya enggak tahu kalau Komnas PA mengatakan ini tidak baik, ya kayak gimana, kasih tahu saya. Apa semua anak mau dipasangin chip begitu? Dimonitor?" tanya Basuki dengan nada tinggi.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait sebelumnya mengatakan, keberadaan RPTRA menjadi sarang predator pelaku kejahatan terhadap anak.

"RPTRA justru jadi sarang predator karena mereka hanya perlu duduk-duduk saja di situ. Mereka tidak usah susah-susah ngumpulin (anak-anak), tinggal pilih mana yang bakal dijadikan korban," ujar Arist. 

Arist mencontohkan kasus yang pernah terjadi di Jakarta Utara beberapa waktu lalu. Saat itu, kolong jembatan yang merupakan ruang terbuka hijau malah dijadikan tempat pelaku kejahatan melancarkan aksinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com