Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Bundaran HI dan Pancoran, "Masterpiece" yang Ditinggalkan Edhie Soenarso

Kompas.com - 05/01/2016, 08:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seniman patung asal Yogyakarta, Edhie Soenarso, telah meninggal dunia pada Senin (4/1/2016) malam. Rencananya dia akan dimakamkan di Desa Nganti, Mlati, Sleman, pada Rabu (6/1/2016) siang.

Edhie merupakan seniman yang merancang sejumlah monumen terkenal di Ibu Kota, salah satunya Monumen Selamat Datang atau yang lebih dikenal sebagai Bundaran HI.

Monumen Selamat Datang adalah monumen yang dibangun menjelang perhelatan Asian Games 1962. Monumen ini menggambarkan sepasang orang yang mengangkat tangan ke atas.

Bentuk tersebut merupakan simbol sambutan bagi kontingen negara-negara peserta Asian Games 1962 yang saat itu baru tiba di Jakarta.

Para atlet yang bertanding pada Asian Games 1962 diketahui menginap di Hotel Indonesia dan bertanding di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan.

Posisi patung yang menghadap ke arah utara disebabkan saat itu bandara internasional yang melayani rute penerbangan dari Jakarta ke kota-kota lain masih berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Saat ini, Monumen Selamat Datang menjadi landmark terkenal dan menjadi salah satu pusat keramaian di Jakarta.

Hampir pada setiap digelarnya suatu perayaan ataupun peringatan, kawasan Monumen Selamat Datang akan menjadi salah satu tempat diadakannya acara.

Selain Monumen Selamat Datang, Edhie juga merupakan orang yang merancang Patung Dirgantara atau yang lebih dikenal sebagai Patung Pancoran.

Seperti Monumem Selamat Datang, Patung Dirgantara juga dibangun pada era Presiden Soekarno.

Namun, Soekarno diketahui tidak pernah melihat bentuk jadi dari patung ini. Sebab, saat proses pengerjaan patung itu rampung, ia telah wafat.

Patung Dirgantara yang menggambarkan sosok lelaki berotot kekar dengan tangan terulur ke depan ini dibangun sebagai simbol kekuatan, kepemimpinan, dan kemegahan Indonesia di bidang kedirgantaraan.

"Model patung ini adalah Bung Karno (Soekarno). Beliau memperagakan posenya. Namun, wajah patungnya adalah Pak Edhi," kata ahli konservatori dari Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Hubertus Sadirin pada sekitar September 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com