Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara: Jalan Raya Joglo Lancar 10 Menit, kalau Macet Jadi 1,5 Jam

Kompas.com - 12/02/2016, 14:58 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalan Raya Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, merupakan daerah langganan kemacetan parah jika pagi dan sore hari. Hal ini ditengarai karena proses pembebasan lahan yang belum selesai sejak 2009.

Rencananya, ruas jalan tersebut akan dilebarkan dari dua jalur menjadi empat jalur. Namun, kenyataannya masih ada beberapa lokasi yang belum dibebaskan.

Para pengguna jalan tersebut mengeluhkan kemacetan parah yang terjadi di wilayah tersebut. Salah satunya, Rahmat (46), pengemudi taksi. Ia menuturkan, biasanya terjadi kemacetan parah pada pagi dan sore hari.

"Parah di sini macetnya, saya pernah dari kolong tol sampai lampu merah Alfa 1,5 jam. Padahal, kalau lancar paling 10 menit," ujarnya saat diwawancarai di salah satu rumah makan Jalan Joglo Raya, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (12/2/2016).

Hal senada juga dikatakan Novi, warga Joglo RT 10 RW 03, Kembangan. Menurut dia, penyebab kemacetan di wilayah tersebut dikarenakan penyempitan jalan akibat masih terbengkalainya proyek pelebaran jalan.

"Lihat aja, Mas, masih separuh-separuh gini pelebaran jalannya. Jadi pengendara pada main serobot masuk pas ketemu penyempitan," ucapnya.

Ia pun menambahkan, jika terjadi kemacetan pada pagi dan sore hari, tidak ada petugas yang mencoba mengatur arus lalu lintas untuk membantu mengurai kemacetan.

"Biasanya enggak ada, mungkin mereka juga bingung mau ngaturnya gimana," tambahnya.

Agus, salah satu kurir jasa pengiriman barang, mengharapkan agar pemerintah segera menuntaskan proyek pelebaran jalan tersebut. Menurut dia, jika pelebaran tersebut sudah selesai akan dapat mengurangi kemacetan di wilayah tersebut.

"Bisa stres kalau lewat sini pas jam-jam macet. Kalau enggak kuat nahan emosi bisa berantem sama pengendara lain yang bawa motor suka enggak mau ngalah," katanya.

Proyek pelebaran jalan ini nantinya dilakukan sepanjang 1,4 kilometer dengan lebar 26 meter di sepanjang Jalan Joglo Raya, mulai dari lampu merah dekat Kantor Kelurahan Joglo menuju lampu lalu lintas Ciledug, Tangerang.

Proyek tersebut dilakukan untuk menghindari intensitas kemacetan yang semakin parah di daerah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com