Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Metromini Bikin Laporan Palsu Penumpangnya Dirampok dan Didorong dari Bus

Kompas.com - 15/02/2016, 05:59 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  Muhammad Sasih (32 tahun), sopir Metromini 640 rute Pasar Minggu-Tanah Abang, Minggu (14/2/2016), mengaku kepada polisi bahwa seorang penumpangnya yang tewas pada Kamis lalu bukan korban perampokan di atas bus.

Ia dan kernetnya, Muhammad Hendar, mengarang cerita tentang perampokan itu.

Dengan terbata-bata, Sasih berbicara bahwa dirinya dan Hendar mengarang cerita soal kejadian yang menimpa Bagus Budiwibowo, penumpangnya. Mereka sebelumnya mengatakan, Bagus menjadi korban perampokan dan didorong oleh perampok dari atas metromini yang dikendarai Sasih pada Kamis lalu.

"Saya ngarang, takut (diamuk) massa, Pak," kata Sasih dengan suara perlahan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu.

Menurut dia, kejadian sebenarnya adalah Bagus jatuh dari dalam bus ketika bus sedang berjalan. Ia pun langsung memberhentikan busnya. Ia lalu turun dan membawa Bagus ke dalam bus.

"Pada saat itu enggak ada kejadian perampokan di mobil," tambah Sasih.

Bersama polisi lalu lintas yang ada di lokasi kejadian, yaitu di Jalan MH Thamrin, Sasih membawa Bagus ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Dari RS Budi Kemuliaan, Bagus dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun, nyawa Bagus tak tertolong dan akhirnya meninggal dunia.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti secara terpisah di tempat yang sama mengatakan, "Informasi terakhir malam ini, sopir dan kernet mengakui mereka mengarang cerita kepada rekan-rekan korban di rumah sakit. Kepada Polantas di Jakarta Pusat, masih ceritanya didorong pelaku kejahatan."

Krishna melanjutkan, pihaknya masih mendalami alasan sopir mengarang cerita.

"Sampai saat ini informasi masih simpang siur. Sopir dan kernet berubah-ubah keterangannya. Apakah yang bersangkutan (Bagus) korban kejahatan di atas bus atau yang bersangkutan korban kecelakaan saat yang bersangkutan turun, saat bus masih berjalan," kata Krishna.

Krishna mengatakan, belum ada kesimpulan dari kasus ini. Penyidik masih memeriksa Sasih dan kernetnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com