Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Duo" Effendi di Kalijodo

Kompas.com - 16/02/2016, 08:08 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kalijodo kini menjadi tanggung jawab 'duo' Effendi, yakni Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi dan Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi. Mereka dipastikan bukan saudara sekandung.

Wali kota dengan nama belakang sama tersebut harus berjuang merealisasikan penertiban pemukiman Kalijodo.

Sebagai Wali Kota Jakarta Utara, Rustam memiliki pekerjaan rumah lebih berat. Setidaknya ada lima Rukun Tetangga (RT) yang harus ditertibkan. Lima RT tersebut berada di Kecamatan Penjaringan.

Bukan perkara mudah bagi Rustam untuk bisa merealisasikan keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama 'Ahok'.

Ia mengakui jumlah pekerja seks komersial (PSK) di wilayahnya cukup banyak. Dari data yang dimiliki Pemerintah Kota Jakarta Utara, ada sekitar 195 PSK yang memiliki KTP DKI.

"PSK dari pendatang juga lebih banyak," kata Rustam di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (15/2/2016).

Untuk mengurangi bebannya, Rustam bergerak cepat dengan mengeluarkan surat pemberitahuan terkait penertiban di Kalijodo sejak Minggu (14/2/2016).

Di dalam surat itu, selain pemberitahuan penertiban, pemerintah juga memberikan sejumlah tawaran kepada warga Kalijodo.

Tawaran tersebut antara lain berupa pemindahan ke rumah susun dan pemulangan ke daerah masing-masing.

Untuk mencegah para PSK kembali beroperasi, pemerintah memberikan penawaran berupa alih profesi di Balai Pelatihan Kerja DKI. Dalam alih profesi tersebut, nantinya para warga juga dijanjikan modal usaha.

"Kita kan merelokasi pemukiman, bukan prostitusi," kata Rustam.

Sedangkan untuk Jakarta Barat, Wali Kota Anas Effendi baru mengeluarkan surat pemberitahuan pada Selasa (16/2/2016) ini.

Surat pemberitahuan tersebut akan ditempel di satu RT di Kalijodo yang masuk dalam daerah Kecamatan Tambora. Isi surat tersebut juga akan serupa seperti Jakarta Utara.

"Untuk wilayah Jakbar, hanya 1 RT. Luas kurang lebih 3.500 meter persegi. Cuma ada karaoke, kafe, Pos Forkabi, masjid, lainnya permukiman warga. Sedangkan prostitusi itu wilayah Jakarta Utara," kata Anas.

Anas mengungkapkan, penertiban kawasan Kalijodo akan dilakukan setelah Jakarta menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI) pada Maret 2016 nanti.

"Mungkin pelaksanaan setelah KTT OKI. KTT OKI kan tanggal 4 Maret sampai tanggal 7 Maret. Setelah itu," kata Anas.

Kini, kita tinggal menunggu realisasi kerja duo Effendi untuk penertiban di Kalijodo.

Kompas TV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com