Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Makarim Sebut Unjuk Rasa Sopir Taksi Didasari Masalah Kompetisi

Kompas.com - 22/03/2016, 21:09 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Unjuk rasa para sopir angkutan umum, terutama taksi, yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) pada hari Selasa (22/3/2016) ini disebut CEO PT Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim sebagai masalah kompetisi semata.

Nadiem tidak percaya jika penggerak massa dalam unjuk rasa tersebut mempermasalahkan regulasi yang dilanggar perusahaan penyedia jasa transportasi online atau berbasis aplikasi.

"Susah juga bilang soal regulasi karena semuanya sudah badan hukum. Semuanya sudah bayar pajak. Menurut saya, ini masalah kompetisi. Sebenarnya unsur (permasalahan) soal kompetisi," kata Nadiem di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa malam.

Menurut dia, dengan keberadaan perusahaan penyedia jasa transportasi online seperti Go-Jek, tukang ojek yang dulu tidak bayar pajak kini jadi punya penghasilan yang kena pajak.

Nadiem menganggap, antara jasa transportasi online dan jasa transportasi tradisional atau konvensional tidak dapat jalan beriringan.

"Saat ini banyak sekali, mungkin beberapa aturan yang dalam (transportasi) tradisional sudah bukan zamannya," tutur Nadiem.

Dia juga mengunggulkan sistem transportasi online karena dinilai jauh lebih baik untuk konsumen, terutama dalam hal harga transportasi. Jika harga di bidang transportasi dapat ditekan, Nadiem yakin hal itu dapat membantu banyak orang yang berada di kelas menengah hingga kelas menengah ke bawah.

Rabu besok, perusahaan penyedia jasa transportasi seperti Go-Jek, Grab, dan Uber, akan ikut dalam pembahasan bersama Kementerian Perhubungan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika mengenai tuntutan PPAD.

Perusahaan penyedia jasa transportasi online dianggap melanggar aturan karena menerapkan tarif sendiri dan disebut tidak membayar pajak dan tidak mengantongi izin angkutan umum, layaknya unit angkutan umum biasanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com