Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Pasar Ikan Ceritakan Kesedihan Mereka Hadapi Satpol PP

Kompas.com - 19/04/2016, 17:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Perlindungan Anak mengunjungi kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk mendengarkan aspirasi anak-anak yang terdampak penggusuran Pemprov DKI Jakarta, Selasa (19/4/2016) sore.

"Kami datang ke sini tidak menjanjikan apa-apa. Kami datang sebagai kakak dari adik-adik, apa aspirasi kalian akan kami tampung, kami sampaikan ke pemerintah," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait di hadapan warga Pasar Ikan, Selasa.

Sejumlah anak pun maju dan mengutarakan aspirasinya kepada Komnas PA. Mereka tak kuasa menahan tangis menceritakan peristiwa 11 April 2016 ketika penertiban berlangsung.

"Sedih kita diinjak-injak waktu itu sama Satpol PP, mau dibawa ke tempatnya dia ke mobil," kata Pepih, seorang siswi SD 01 Penjaringan.

(Baca: "Manusia Perahu" Pasar Ikan Berbondong-bondong Ambil Bantuan di Posko)

Pepih dan kawan-kawan juga mengaku tak fokus belajar lantaran kini tak punya rumah.

Mereka menetap di rumah kontrakan dan di perahu. Pengakuan anak-anak ini pun diperhatikan oleh para komisioner Komnas PA.

Mereka mempertanyakan pemenuhan sejumlah hak dasar anak.

"Pertama itu hak tinggal, mereka rumahnya digusur, kemudian juga pendidikan. Mereka masih sekolah, tetapi kan belajarnya terganggu, ini juga salah. Kemudian, juga pelayanan kesehatannya," kata Arist.

(Baca: Anak-anak Pasar Ikan Dipulihkan dari Trauma)

Arist pun mengimbau para orangtua untuk menjadikan anak-anak mereka sebagai prioritas dalam pengambilan keputusan.

Ia juga mengimbau pemerintah untuk melakukan pembangunan berbasis kebutuhan anak.

"Semua bentuk pembangunan oleh negara dan pemerintah itu harus memikirkan anak-anak," ujar Arist.

Kompas TV Pasca Digusur Warga Tinggal di Perahu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com