Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Sanusi Tertangkap, Suasana di DPRD DKI Tak Lagi Sama...

Kompas.com - 26/04/2016, 13:10 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penangkapan Mohamad Sanusi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seolah menjadi tamparan keras untuk DPRD DKI Jakarta. Terlebih lagi, kasus ini juga menyeret anggota DPRD DKI lainnya yang bolak-balik dimintai keterangan oleh penyidik KPK.

Mereka yang dimintai keterangan antara lain Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik, Wakil Balegda Merry Hotma, Ketua Fraksi Hanura Mohamad Sangaji, Ketua Fraksi PKS Selamat Nurdin, dan Ketua Fraksi Partai Nasdem Bestari Barus. Mereka semua termasuk dalam jajaran pimpinan DPRD DKI.

Lantas, bagaimana kemajuan pekerjaan DPRD DKI setelah peristiwa ini?

Menurut pantauan Kompas.com, sejak Sanusi ditangkap, Gedung DPRD DKI menjadi lebih sepi. Tidak banyak anggota DPRD yang datang.

Sekretaris Fraksi PDI-P Gembong Warsono mengatakan, hal itu mungkin karena reses yang sedang dijalani anggota Dewan.

"Ini kan karena setelah tertangkapnya Sanusi itu Dewan langsung reses," ujar Gembong kepada Kompas.com, Selasa (26/4/2016).

Kompas.com/Alsadad Rudi Suasana di ruang sidang Gedung DPRD DKI saat berlangsungnya rapat paripurna pengesahan peraturan daerah (Perda) DKI Jakarta tentang zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, Kamis (17/3/2016). Tampak banyak bangku yang tak terisi. Rapat akhinya batal dilaksanakan karena jumlah anggota Dewan yang hadir tak kuorum.
Padahal, reses biasanya dilakukan anggota DPRD DKI pada malam hari. Gembong mengatakan, beberapa anggota DPRD DKI juga melakukan kunjungan kerja setelah masa reses berakhir. Dia menduga, hal itulah yang menyebabkan suasana DPRD menjadi sepi.

"Mungkin faktor itulah, dan itu juga sudah diagendakan," ujar Gembong.

Dia menekankan, pekan ini, anggota DPRD DKI sudah kembali memulai rapat-rapat seperti biasa. Gembong yang juga merupakan anggota Balegda mengatakan, pembahasan raperda lain pun akan segera dilaksanakan kembali.

"Raperda lain tetap jalan. Kan tidak boleh ada yang terganggu," ujar Gembong.

Raperda yang kali terakhir dibahas oleh Balegda DPRD DKI adalah Raperda tentang Kawasan Tanpa Rokok, Perubahan atas Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, serta Raperda tentang Reklamasi Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DKI Jakarta.

Namun, dalam perkembangan terakhir, pembahasan dua raperda terkait reklamasi diputuskan untuk dihentikan.

"Dalam waktu dekat, pembahasan yang akan dilanjutkan ya Raperda tentang Kawasan Tanpa Rokok itu," ujar Gembong.

Meski pembahasan raperda terhambat, Gembong mengatakan, beberapa kegiatan lain masih ada di DPRD DKI, seperti rapat-rapat penerimaan aduan warga.

Selain itu, DPRD DKI pada pekan ini juga baru memulai membahas Raperda tentang Pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2015.

"Minggu inilah sudah mulai ramai lagi," ujar Gembong.

Kompas TV KPK Geledah Kantor DPRD DKI Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com