Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2016, 12:55 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengatakan, pemerintah dan semua pihak harus segera mencari akar masalah terjadinya kekerasan seksual yang terjadi terhadap anak-anak.

Dia meminta pemerintah tidak hanya mendebatkan hukuman yang layak diterima para pelaku kejahatan seksual.

Hal itu diungkapkannya menyusul kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang siswi SMP, Yn (14), yang dilakukan 14 pemuda di Bengkulu.

"Ini peristiwa yang terus berulang dan negara tidak mau belajar. Jangan membiarkan, itu yang harus dicari akar masalahnya, jangan polemikan hukumannya," ujar Arist dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/5/2016).

Menurut Arist, pemerintah masih menganggap kekerasan seksual terhadap anak sebagai tindak pidana biasa. Padahal, seharusnya tindakan tersebut dikategorikan sebagai tindak pidana luar biasa. (Baca: Faktor Terjadinya Kekerasan Seksual Menurut Unicef Indonesia)

"Bangsa ini hanya menganggap itu (kekerasan seksual) tindak pidana biasa. Karena anak-anak tidak bisa membela dirinya, dihilangkan paksa hak hidupnya, ini sudah kejahatan luar biasa, sama seperti tindak pidana narkoba, korupsi, terorisme. Ini yang kita sebut (negara) gak pernah belajar," papar Arist.

Arist juga menyebut perdebatan hukuman untuk pelaku kekerasan seksual tidak begitu penting. Sebab, yang terpenting adalah mengetahui akar masalah dan memutus rantai kekerasan seksual tersebut.

"Revisi UU perlindungan anak untuk hukumannya, terjadi perubahan hukumannya yang minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun itu tidak ada gunanya menurut saya. Berhentilah berpolemik tentang hukuman-hukuman ini, tetapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk memutus rantai kekerasan seksual," tegasnya. (Baca: Aksi "Save Our Sisters" di Depan Istana Tuntut Pemerintah Tegas Melawan Kekerasan Seksual)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com