Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Merasa Paling Bersalah dalam Keterlambatan Normalisasi Ciliwung

Kompas.com - 19/05/2016, 16:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok merasa paling bersalah terkait keterlambatan normalisasi Sungai Ciliwung. Sebab, Pemprov DKI Jakarta lambat dalam menyediakan rumah susun untuk tempat relokasi warga.

"Kalau mau disalahin, salahnya saya kurang cepat. Sopannya saya masih ada dan seharusnya sopan santun saya dihilangin sejak masuk (Jakarta)," kata Ahok saat penandatanganan nota kesepahaman penggunaan lahan TNI AD bersama Kodam Jaya dan Kementerian PU-Pera di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (19/5/2016).

Akibat kelambanan itu, kata Ahok, rusun yang terbangun di Jakarta hingga kini masih sedikit. Unit rusun belum cukup untuk kemudian memindahkan warga dari bantara kali ke rusun-rusun itu.

"Saya masih "santun" biarkan Dinas Perumahan "bermain" dan membiarkan kepala dinas (perumahan) terus beralasan (tidak membangun rusun)," kata Ahok.

Hingga tahun 2015, Ahok mengaku mulai menghilangkan "kesantunannya" tersebut. Akhirnya tahun 2015, rusun perlahan terbangun. Pada 2016 ini, Ahok juga masih merasa kesal karena banyak lelang dan kontrak yang belum tercapai.

"Kami mulai bangun 20 ribu (unit) rusun, harusnya sudah mulai bangun. Sekarang saya tekan lagi, tahun depan DKI harus bangun 50 ribu unit dan selesai tahun 2018," kata Ahok.

Pada kesempatan itu, Ahok mengaku senang Kodam Jaya menyerahkan tiga lahannya untuk kebutuhan normalisasi Sungai Ciliwung. Lahan yang diserahkan adalah Kompleks Rindam Jaya Gedong Jakarta Timur, Kompleks Zeni Rawajati, Jakarta Selatan, dan Kompleks TNI AD Berlan Kebon Manggis, Jakarta Timur.

Ahok berjanji akan segera menertibkan permukiman di sana.

"Kami paling terimakasih dan bahagia memiliki Kementerian PU yang baik dan Pangdam Jaya yang sudah akrab sejak menjabat Kasdam Jaya," kata Ahok.

Kompas TV Ahok: Kalian Tega Lihat Warga Tinggal di "Kandang Ayam"?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com