Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P, Partai Pemenang di Jakarta yang Lakukan Gerilya Politik untuk Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 02/06/2016, 07:20 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) merupakan satu-satunya partai yang bisa mengusung calon gubernur dan wakil gubernur sendiri tanpa koalisi dalam Pilkada DKI 2017.

Jumlah perolehan kursinya di DPRD DKI sebanyak 28 kursi, sudah lebih dari syarat minimal 22 kursi yang diperlukan untuk mengusung calon.

Meski demikian, PDI-P masih membuka peluang untuk berkoalisi dengan partai lainnya. Setelah selesai melakukan fit and proper test terhadap 34 kandidat calon gubernur dan wakil gubernurnya, kini PDI-P memulai komunikasi politiknya dengan partai lain.

Sekurangnya sudah 3 partai yang menyambangi Kantor DPD PDI-P DKI Jakarta di Jalan Tebet Raya untuk penjajakan koalisi. Diantaranya adalah Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional. Di DPRD DKI sendiri, Partai Gerindra memiliki 15 kursi, PKB memiliki 6 kursi, dan PAN hanya 2 kursi saja. (Baca: Djarot: Partai Mana yang Bisa Usung Calonnya Sendiri?)

Menyamakan persepsi

Tiga komunikasi politik dengan tiga partai sudah dilaksanakan. Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI-P DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan komunikasi tersebut dalam rangka penjajakan koalisi.

"Nah ini koalisi gemuk, gemuknya beneran," ujar Gembong kepada Kompas.com, Senin (30/5/2016) lalu.

Bersama dengan Partai Gerindra, PDI-P sepakat untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur melalui jalur partai. Plt Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH mengatakan PDI-P dan Partai Gerindra tidak mungkin mendukung calon dari jalur perseorangan.

Bambang mengatakan partai politik memiliki peran untuk memasok kader terbaik. Kader partai, kata Bambang, sedianya menempati jajaran legislatif maupun eksekutif. Dalam hal Pilkada DKI 2017, sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017.

"Jadi sangat lucu kalau partai politik punya tanggung jawab itu lalu kemudian malah mengabaikan dan menyerahkan kepada perseorangan. Walau memang MK membuka pintu legal untuk itu," ujar Bambang. (Baca: Jelang Pilkada 2017, PDI-P DKI Intensifkan Komunikasi dengan Partai Lain )

Sementara dengan PKB, Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI, Hasbiallah Ilyas, mengatakan bukan tidak mungkin partai nasionalis bisa berkoalisi dengan partai religius.

Menangkan pilkada

Hasbi bahkan mengatakan jika PKB bergabung dengan PDI-P ataupun sebaliknya, maka gabungan kedua partai tersebut akan memenangkan Pilkada DKI 2017.

"Ini siapa pun, andaikata PDI-P bergabung dengan PKB atau PKB gabung dengan PDI-P itu 99,999 persen itu menang," ujar Hasbi.

Dengan PAN, PDI-P bersepakat untuk tidak mendukung Gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama. Kebetulan juga Basuki merupakan kandidat cagub yang berencana maju lewat jalur perseorangan.

Kesepakatan PDI-P dengan PAN beririsan dengan Partai Gerindra. (Baca: Djarot: Sudah Terbukti, Siapapun yang Diusung PDI-P Pasti Menang)

"Sekarang adalah meng-clear-kan PAN dan PDI-P tidak sama sekali mendukung incumbent," ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio.

Gembong mengatakan penjajakan koalisi ini merupakan amanat DPP untuk terus melakukan komunikasi politik dengan sebanyak mungkin partai. Namun, kepastian koalisi nantinya akan diputuskan oleh DPP.

"Jadi apakah akan koalisi dengan partai mana, itu keputusan DPP. Tapi kan DPD memiliki kewajiban untuk penjajakan dan melakukan komunikasi politik dengan sebanyaknya," ujar Gembong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com