Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Dubes Inggris dan Korsel, Ahok Malu Trotoar Jakarta Kacau-balau

Kompas.com - 22/06/2016, 13:36 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku malu dengan kondisi trotorar di Ibu Kota yang dianggapnya kacau balau.

Hal itu diungkapkan Ahok di hadapan Duta Besar Inggris Moazzam Malik dan Duta Besar Korea Selatan Cho Taiyoung, serta pejabat lain dalam launching proyek untuk Asian Games di Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (22/6/2016).

"Trotorar kita kacau-balau, Jakarta paling kacau trotoar. Malu kita sama Pak Dubes, Bu Dubes. Karena kalau orang jalan kaki, pasti ngomong gini, 'aduh Pak, trotoar itu jelek, Pak'."

"Naik turun, belum lagi kalau cewek dia pakai yang high hills itu itu bisa masuk ke lubang. Gimana mau jalan," kata Ahok.

Ahok mengaku telah meminta Kepala Dinas Bina Marga DKI Yusmada Faizal menghitung berapa panjang trotoar jalan termasuk di jalan arteri di Ibu Kota. Kepada Ahok, Yusmada telah menjelaskan panjang trotoar semua 1.300 kilometer.

Untuk dua sisi kiri dan kanan jalan maka panjangnya 2.600 kilometer. Namun, menurut Kadis Bina Marga, kata Ahok, untuk menyelesaikan pengerjaan sepanjang itu butuh waktu sampai 50 tahun.

"Anggarannya berapa Pak (Yusmada), 50 miliar setahun. 50 M berapa lama, 50 tahun. 50 tahun kayaknya udah lewat nih, enggak sampai.

"Kalau sampai juga udah pikun (saya), enggak bisa gue. 100 M (miliar) 25 tahun. Jabatan saya cuma tinggal Oktober 2017. Kalau bisa dikontrak 5 tahun lagi," ujar Ahok.

Karena tak mungkin menunggu lama, Ahok mensiasati dengan meniru cara Malaysia. Dia ingin pengusaha yang membangun gedung di Jakarta untuk memberikan kontribusi mengerjakan trotoar.

"Namanya kerja sama pintar. Ini pengusaha, anda wajib beresin trotoar, enak aja anda bangun (gedung) hebat, (tapi) trotoar kami (yang mengerjakan)," ujar Ahok.

Selain itu, Ahok menyatakan, gedung besar di Jakarta pasti pinggirannya kumuh dengan PKL. Karena, para pegawai gedung rata-rata tak mampu untuk makan di dalam gedung sehingga banyak yang makan di luar.

"Karena pegawainya enggak mampu makan di dalam. Nah ini ada kewajiban 20 persen, enggak usah 20 persenlah, minimal masukin saja (PKL). Kalau enggak (mau) SLF (sertifikat layak fungsi) nya kita tahan. Jakarta harus kita rapihkan," ujar Ahok.

Kompas TV Pedagang Parsel Diminta "Gak" Jualan di Trotoar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com