Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika THR Hanya Jadi Perbincangan Sesama Warga Rusun Rawa Bebek

Kompas.com - 04/07/2016, 13:23 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi perbincangan beberapa orang warga Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, di warung Wati, Senin (4/7/2016). Sejak direlokasi dari Pasar Ikan, Jakarta Utara, mereka belum juga mendapat pekerjaan.

Mereka adalah Jon, Eko, dan Sarip. Sambil menyeruput kopi yang tersaji, membayangkan enaknya para pekerja kantoran yang menerima THR.

"Katanya yayasan sekarang banyak buka lowongan ya ke Malaysia," kata Jon.

"Ya bisa aja kita ngelamar tapi kan kalau Lebaran gini mahal ongkosnya," balas Sarip.

"Yang enak mah sodara gue, baru kerja, entar terima THR, habis itu kabur," ujar Eko.

Lapangan pekerjaan memang menjadi masalah tiap warga di Rawa Bebek. Sebagian besar dari mereka bekerja di pelelangan yang ada di Muara Angke dan daerah sekitarnya.

Jarak rumah mereka yang jauh dengan tempat pelelangan ikan membuat hampir semuanya memilih mencari pekerjaan baru.

Sejak dipindahkan pada April lalu, mereka mencoba peluang di sektor informal dengan ikut jualan di lantai dasar rusun. Sebagian lagi yang belum bekerja masih menanti peluang kerja yang lebih baik.

Lebaran di tengah himpitan ekonomi memang sudah jadi hal yang biasa bagi eks warga Pasar Ikan yang ekonominya menengah ke bawah. Namun, dengan pindahnya mereka ke rumah baru, kesulitan ekonomi lebih terasa.

Mereka harus mencari pekerjaan baru sembari memenuhi biaya hidup yang semakin mahal menjelang Lebaran.

Wati, sang pemilik warung, ikut berceloteh mengenai susahnya mencari penghasilan dari rusun tersebut. Dia berdagang di lantai dasar rusun. Dia mengaku harus berbelanja bahan baku di pasar yang jauh.

"Belanja ya di Pasar Ujung Menteng, jauh kalau jalan kaki, biar motong lewat belakang. Naik ojek lumayan juga Rp 15.000 - 20.000," kata Wati, yang membuka warung mie di Blok A.

Menjelang Lebaran ini, dia pun memilih tidak pulang kampung bersama sejumlah warga rusun tersebut. Dia bersama warga yang tak mudik bersiap merayakan Hari Raya Idul Fitri seadanya.

Seperti Feri (39), warga Blok F, tidak mudik karena ia baru saja kembali dari kampung halamannya di Bima, Nusa Tenggara Barat. Ia dan istrinya pun sudah mulai berbelanja untuk hidangan Lebaran.

"Biasa sih istri masak ketupat, opor ayam, ya seperti biasa sajalah," kata Feri.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Megapolitan
Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Megapolitan
Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Megapolitan
Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Megapolitan
Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com