BEKASI, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu mengatakan, tidak semua vaksin palsu. Syaikhu menyebut hanya ada empat antiserum yang dipalsukan, yakni antitetanus serum (ATS), antidipthery serum (ADS), anti-bisa ular (ABU), dan purified protein derivativ (PPD).
"Tidak seluruhnya, hanya beberapa vaksin saja dan ini bukan produksi dalam negeri. Khususnya vaksin impor yakni sanofi dan gsk. Vaksin yang saya sebutkan kaitannya dengan ATS , ADS, ABU, PPD," ujar Syaikhu di Kantor Wali Kota Bekasi, Jumat (15/7/2016).
Jika masyarakat tidak memvaksinasi anak-anaknya dengan vaksin tersebut, Syaiku memastikan vaksinasi itu aman.
"Hanya empat vaksin ini. Jadi, kalo anak-anaknya divaksinasi tapi tidak menyangkut vaksin tersebut, pasti Insya Allah tidak terkait vaksin palsu," kata dia.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tetty Manurung menjamin vaksin untuk imunisasi dasar di seluruh rumah sakit dan puskesmas aman.
"Vaksin yang bisa kami jamin adalah vaksin untuk imunisasi dasar untuk bayi dan anak-anak. Vaksin untuk imunisasi dasar kami dapat dropping dari provinsi," ucap Tetty dalam kesempatan yang sama.
Keamanan vaksin tersebut terjamin karena vaksin untuk imunisasi dasar di Kota Bekasi didistribusikan oleh Dinas Kesehatan.
"Dinas Kesehatan setelah menerima vaksin dari provinsi, disimpan di tempat steril dan didistribusikan kepada puskesmas-puskesmas," ujar Syaikhu.
Kementerian Kesehatan telah merilis daftar 14 rumah sakit dan 8 klinik yang sempat menggunakan vaksin palsu, Kamis (14/7/2016). Beberapa di antaranya berada di wilayah Kota Bekasi.
Beberapa rumah sakit di Kota Bekasi yang masuk dalam daftar tersebut adalah RS Permata Kecamatan Mustikajaya, RS Elisabeth Kecamatan Narogong, dan RS Hosana Medica Bekasi Kecamatan Rawalumbu.