Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sampah yang Tak Kunjung Sudah...

Kompas.com - 27/07/2016, 19:59 WIB

Saat tim liputan khusus Kompas menelusuri Kali Grogol yang mengalir di wilayah DKI Jakarta, akhir Mei hingga awal Juni lalu, hampir tak ditemukan sampah padat yang memenuhi permukaan sungai itu. Namun, itu tak berarti masalah sampah sudah tuntas di salah satu dari 13 sungai yang mengaliri Jakarta tersebut.

Secara umum, permukaan Kali Grogol dari perbatasan DKI dan Kota Depok, Jawa Barat, hingga hilirnya Kanal Barat di Teluk Gong, Jakarta Utara, relatif bersih dari sampah. Semua itu berkat kerja keras para petugas Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang tiap hari memunguti sampah dari dalam sungai.

Pekerjaan mereka bagaikan tanpa akhir karena sampah terus saja masuk ke sungai. "Kayaknya enggak mungkin kalau enggak ada sampah di Jakarta ini," ujar Irwan Patriawan (51), pengawas tim UPK Badan Air Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (31/5).

Wahyudin (54), warga Kampung H Ipin di RT 012/RW 001 Kelurahan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, mengakui sering memergoki orang yang sengaja membuang sampah ke dalam Kali Grogol itu.

"Biasanya sekitar pukul 02.00-03.00 pagi. Mereka naik mobil, terus buang sampah yang dibungkus plastik atau karung dari jembatan situ," ujar Wahyudin sambil menunjuk Jembatan Jalan H Ipin yang melintas di atas sungai.

"Pernah kami tegur, malah mereka yang marah. Katanya, 'Siapa lu ngatur-ngatur orang?'," kata Wahyudin lagi.

Jejak-jejak sampah itu terlihat nyata dari tumpukan sampah yang membentuk tebing sungai di antara Kampung H Ipin dan Padang Golf Pangkalan Jati, Cinere.

General Manager Padang Golf Pangkalan Jati, Mulyono Herlambang, mengakui pihaknya selalu bekerja keras membersihkan sampah dari aliran sungai yang membelah lapangan golf seluas 42 hektar itu. "Apalagi setelah hujan kami bisa mengumpulkan sampah sampai 4-5 truk," katanya.

Berbagai jenis sampah bisa masuk ke arena olahraga yang harus selalu dijaga keindahannya itu, mulai dari sampah plastik, bangkai binatang, batang pohon kelapa, sampai sepeda dan kasur. "Orang-orang itu sudah merasa tidak berdosa buang sungai di kali," kata purnawirawan perwira tinggi TNI AL ini.

Pihak pengelola lapangan golf itu pernah mencoba memasang semacam dam dari besi di pintu masuk kali ke areal lapangan. Namun, saking banyaknya sampah yang tertahan justru membuat aliran sungai tersumbat dan menyebabkan banjir.

Mulyono mengatakan, setiap Senin pihaknya sampai mengerahkan sekitar 200 caddy di Padang Golf Pangkalan Jati untuk memunguti sampah di sepanjang aliran sungai tersebut. Ia menambahkan, pihaknya terbuka jika ada petugas kebersihan pemerintah yang membantu membersihkan sungai di dalam areal lapangan golf itu. "Malah akan kami dukung," katanya.

Masalah serupa juga dihadapi Padang Golf Pondok Indah, Jakarta Selatan. Assistant Property Manager PT Pondok Indah Padang Golf Endriyanto B Purbowo mengatakan, persoalan utama merawat Kali Grogol yang melintasi lapangan golf itu adalah sampah.

"Saat banjir, semua jenis sampah menumpuk, dari sampah plastik hingga sofa. Kalau air sungai sampai melimpas, sampah ikut naik sehingga kami harus membersihkan," ujar Endriyanto, Rabu (22/6).

Di bagian awal masuknya aliran Kali Grogol ke Padang Golf Pondok Indah, pihak pengelola sempat memasang penyaring untuk menahan segala jenis sampah. Namun, ternyata sampah yang terbawa aliran sungai sangat banyak sehingga pintu-pintu penyaring yang dibuat dari besi jebol.

"Sebelumnya, kami membuat penyaring (filter) yang rapat agar sampah kecil pun tak bisa masuk, tetapi ternyata jadi masalah ketika debit air tinggi. Sampah yang tertahan menghambat aliran air sehingga menyebabkan banjir di permukiman sekitarnya dan kami diprotes. Akhirnya filter pun kami longgarkan," papar Endriyanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com