JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan apa saja keluhan konsumen terkait kondisi maupun layanan di Terminal 3 New Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
Keluhan tersebut diperoleh sejak hari pertama terminal beroperasi, yaitu pada 9 Agustus 2016, hingga Selasa (16/8/2016) ini.
"Sudah banyak keluhan yang masuk ke YLKI di luar soal banjir itu. Keluhan pertama soal kepadatan yang luar biasa di area kedatangan. Penumpang juga kesulitan mencari bus, seperti Damri. Sudah lama carinya, haltenya juga jauh," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, kepada Kompas.com, Selasa malam.
Keluhan lainnya adalah minimnya informasi atau penunjuk bagi penumpang di area terminal. Kurangnya informasi didapati di hampir semua area yang ada di bandara.
"Informasi memang masih kurang jelas. Saya enggak tahu apakah karena (terminal) masih baru dan bangunan yang luas sekali jadi penyebabnya," kata Tulus.
Keluhan lain yang cukup sering diungkapkan penumpang adalah seputar layanan bagasi. Sudah cukup sering penumpang dibuat bingung karena tidak ada kejelasan ke mana barangnya akan diturunkan saat sudah tiba di tempat pengambilan bagasi.
"Kalau soal bagasi itu, tidak jelas destinasi daerah mana, conveyor-nya sebelah mana, masih membingungkan. Konsumen sempat sering bolak-balik mencari barangnya, memakan waktu lama," ujar dia.
Soal layanan bagasi, Direktur Layanan Garuda Indonesia Nicodemus P Lampe sebelumnya mengungkapkan, masih ada kekurangan dari sistem penanganan bagasi otomatis atau baggage handling system (BHS) di Terminal 3 New. Kekurangan itu terkait penempatan barang dari bagasi ke dalam pesawat sebelum penumpang berangkat.
Head of Corporate Secretary and Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi juga menambahkan, salah satu kelemahan di sistem bagasi Terminal 3 New adalah tidak bisa mendeteksi barang di bawah bobot lima kilogram. Jika ada barang di bawah lima kilogram, akan masuk ke kategori suspect atau barang yang dianggap mencurigakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.