JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi melakukan penyisiran di area kampus Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Rabu (24/8/2016) siang. Hasil penyisiran tersebut, polisi mengamankan puluhan orang yang diduga preman.
Dari puluhan orang yang diamankan, polisi mendapati ada orang yang membawa kartu tanda anggota (KTA) palsu kepolisian. Kepada polisi, lelaki tersebut mengaku sebagai pembantu penyidik Polda Metro Jaya.
"Kami telusuri identitasnya, itu kartu identitas palsu. Dia kami bawa ke Polda Metro," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Didik Sugiarto di Kampus Trisakti, Rabu.
(Baca: Ricuh di Trisakti, Sejumlah Lelaki Diduga Preman Diamankan Polisi)
Selain KTA palsu polisi, dari puluhan orang tersebut turut diamankan satu botol bensin, dua buah ban bekas dan sebilah bambu. Puluhan orang yang diamankan itu langsung dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut.
Didik menuturkan, pihaknya menyisir kampus untuk mencari sejumlah orang yang bukan mahasiswa maupun pegawai Universitas Trisakti. Namun, dari puluhan orang yang diamankan, Didik belum bisa memastikan mereka orang suruhan dari pihak mana.
"Yang bukan mahasiswa atau pegawai di sini kami amankan untuk diidenfikasi lebih lanjut. Kami akan bawa ke Polda Metro Jaya. Mengenai suruhan siapa, kami masih menggali keterangan dari mereka," ucapnya.
Pantauan Kompas.com, puluhan orang tersebut diangkut ke Polda Metro Jaya menggunakan dua buah truk polisi sekitar pukul 14.15 WIB.
Kericuhan terjadi di Universitas Trisakti pada Rabu pagi. Diduga, kericuhan tersebut terjadi lantaran akan dilantiknya rektor baru Universitas Trisakti, Edi Hamid, oleh Yayasan Trisakti.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menceritakan, kericuhan terjadi pada pukul 03.00 WIB. Saat itu, sekitar 30 orang dari pihak Yayasan Trisakti tiba di bagian luar kampus dan langsung masuk untuk mengeluarkan pihak sekuriti dari pihak rektor lama, yakni Thobi Muttis.