Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Membelot dari Keputusan Partai pada Pilkada DKI Jakarta 2017

Kompas.com - 26/09/2016, 09:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan partai politik kerap tak sejalan dengan pemikiran para kadernya. Itu pulalah yang terjadi dalam penentuan calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Sejumlah kader partai politik kemudian memilih untuk membelot setelah berbeda pendapat dengan keputusan partai terkait siapa yang harus dicalonkan. Siapa saja mereka?

Boy Sadikin

Keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk mengusung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dengan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017 membuat Boy Sadikin mengundurkan diri dari partai itu.

Mantan Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta itu menyerahkan surat pengunduran diri kepada DPD dan DPP PDI-P pada Kamis (22/9/2016) lalu.

Ia merasa tak sepaham dengan berbagai kebijakan dan pernyataan yang dilontarkan Basuki atau Ahok. Salah satunya terkait ucapan Ahok soal peredaran bir di Jakarta.

Ahok sebelumnya mengatakan bahwa soal saham Pemprov DKI di PT Delta Djakarta (produsen dan distributor bir), silakan tanyakan hal itu kepada ayah Boy, almarhum Ali Sadikin, mantan Gubernur DKI Jakarta.

"Nah, dia enggak tahu sejarahnya. Delta (PT Delta Djakarta) itu kan perusahaan Belanda, diambil alih dong oleh DKI. Dan Bapak ambil saham untuk bisa mengontrol peredarannya," kata Boy.

Boy menyampaikan kekecewaannya kepada Sandiaga Uno yang maju sebagai calon wakil gubernur DKI berpasangan dengan Anies Baswedan. Boy memutuskan untuk bergabung dengan pasangan Anies-Sandiaga dan berjuang untuk memenangkan pasangan tersebut. 

Boy sudah membangun jaringan politiknya di DKI Jakarta dari 1999 ketika PDI-P pertama dibentuk. Boy tercatat pernah menduduki kursi Wakil Ketua lalu Ketua DPC PDI-P Jakarta Selatan pada 2005.

Pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Boy sempat dikabarkan menjadi calon gubernur dari PDI-P. Namun, akhirnya PDI-P mengusung pasangan Jokowi-Ahok dan Boy menjadi tim sukses pasangan tersebut.

Boy memilih tempat di legislatif, dia sempat menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Pada 2014, ketika Jokowi akan melenggang ke kursi kepresidenan, nama Boy diusulkan untuk jadi wagub DKI Jakarta setelah Ahok menjabat gubernur.

Pada akhirnya Boy tidak dipilih. Djarot Saiful Hidayat yang kemudian mengisi kursi wagub yang ditinggalkan Ahok.

Boy sendiri kemudian memilih aktif di partai. Ia mengalahkan cucu Soekarno yang juga keponakan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, yaitu Puti Guntur Soekarnoputri, dalam Pemilihan Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta periode 2015-2020.

Namun, kursi tersebut tak lama ia tempati. Ketidaknyamanan Boy di PDI-P terjadi semenjak Ahok makin kuat di Jakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com