Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Lo Mau "Ngoceh" Apa, Normalisasi Sungai Tak Bisa Ditunda

Kompas.com - 06/10/2016, 11:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pemerintah tak bisa menunda pelaksanaan normalisasi sungai. Sehingga, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus membebaskan lahan untuk kepentingan normalisasi sungai.

"Lo mau ngoceh apa, bagi saya normalisasi sungai itu enggak bisa ditunda. Pasti kami akan mindahin orang di sana (bantaran sungai), karena dia ngemplang sungai puluhan tahun," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Dia mengatakan, pembebasan lahan atau penertiban pemukiman dilakukan selama rusun yang disediakan Pemprov DKI Jakarta siap dan mencukupi bagi warga relokasi. Sama halnya seperti penertiban di kawasan Bukit Duri, Luar Batang, Pasar Ikan, Muara Angke, Muara Baru, dan lain-lain.

"Selama rusunnya siap, saya enggak peduli anda mau ngoceh apa pun. Lo mau ngoceh apa pun juga, kerja terus," kata Basuki.

Dalam rapat paripurna, Rabu (5/10/2016) kemarin, fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta meminta Basuki menjelaskan besaran anggaran yang sudah dipakai untuk penertiban permukiman kumuh sepanjang tahun 2016.

Selain itu, penertiban permukiman dianggap sebagai kebijakan yang menimbulkan persoalan sosial, keamanan, dan ketertiban.

Partai Gerindra juga meminta Pemprov DKI Jakarta menunda penertiban permukiman warga hingga pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017, pada 15 Februari 2017. Tak hanya itu, Gerindra meminta Basuki menghentikan sementara alokasi anggaran penertiban permukiman kumuh kepada Satpol PP.

Basuki menegaskan tidak akan melakukan saran dari partai besutan Prabowo Subianto tersebut.

"Gerindra mana pernah sih ngajuin yang enggak beda," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com