Tahukah Anda harga menu Decouverte yang menyajikan lima macam makanan di Emilie (barangkali ini restoran Perancis paling terkenal di Jakarta) sebesar Rp 1,28 juta?
Jika Anda memilih menu tersebut dengan tambahan pilihan jenis wine, harganya naik sekitar 60 persen.
Menu tersebut terdiri dari ikan turbot Atlantik, foie gras, dan “croustillant” yang rasanya caramel dan coklat, dipadu dengan pilihan minuman anggur dari Selandia Baru, Perancis, dan Amerika.
Emilie berlokasi di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, dan tidak jauh dari tempat saya tinggal.
Ketika saya awal-awal pindah ke lingkungan ini, jalan rayanya tidak terlihat indah dan cenderung membosankan: sebuah pusat apotik, doktor, dan salon kecantikan.
Sekarang, jelas sudah berubah. Saya sangat terkesan – jika tidak bisa disebut terkejut – dengan beberapa aspek dari perubahan ini.
Kaum muda di kota Jakarta berdatangan ke kafe-kafe dan restoran-restoran di daerah Senopati yang selalu berubah.
Selain kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh kumpulan customer kaya yang keluar dari mobil mereka masing-masing, daerah Senopati sedang tumbuh pesat.
Pembangun-pembangun properti mengubah rumah-rumah keluarga menjadi komplek apartemen. Komplek apartemen yang paling besar di daerah tersebut adalah proyek “District 8” yang dimiliki oleh Agung Sedayu.
Letak proyek ini sangat dekat dengan Emilie. Dengan memiliki tujuh menara, bahkan beberapa dari menara tersebut terdiri dari lebih dari 60 lantai, serta total harga proyek yang mencapai lebih dari Rp 26 triliun, kemegahan proyek District 8 terlihat sangat jelas di area tersebut.
Seiring dengan berjalannya proses konstruksi proyek tersebut, saya mengamati kelompok pekerja yang meninggalkan area proyek tersebut pada malam hari.
Saya seringkali berkendara melintasi proyek tersebut ketika para pekerja proyek berjalan pulang dengan lelahnya ke pondokan mereka. Mereka membawa topi kerja dan mengenakan sepatu kerja berwarna kuning.
Meskipun mereka berjumlah ratusan, mereka seperti hantu di tengah jalanan yang tidak memiliki lampu penerangan yang baik. Keadaan tersebut semakin terlihat ketika para pekerja berjalan melewati pelanggan-pelanggan yang berpakaian rapi di restoran dan bar lokal.
Beberapa pekerja yang kelelahan terlihat menunggu untuk dijemput oleh truk atau minivan. Kelompok yang lain menundukkan badan di tepi jalan, melahap semangkuk bakso atau minum minuman jamu.
Satu atau dua orang hanya berdiri di tengah kegelapan dengan mengisap rokok kretek sewaktu rekan-rekannya yang lain menghampiri warung yang menjual sikat gigi, alat pengisi baterai telepon, kaos kaki, dan pakaian dalam.