Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Mewah di Kemang Terancam Senasib dengan Rumah Kumuh di Kampung Pulo

Kompas.com - 14/10/2016, 09:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Normalisasi Kali Krukut di kawasan Kemang, Jakarta, akan segera dimulai. Dampaknya, 503 bangunan di kawasan tersebut akan dibongkar.

Bangunan-bangunan tersebut adalah bangunan yang sudah dinyatakan melanggar garis sempadan sungai karena berada di bantaran Kali Krukut.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengadakan inspeksi ke kawasan tersebut pada Kamis (13/10/2016). Ia tampak memantau bangunan-bangunan yang akan dibongkar.

Dari pantauan di lapangan, kebanyakan bangunan yang dibongkar adalah bangunan permanen, dari mulai perumahan mewah penduduk, kantor, hingga bangunan untuk usaha.

Djarot mengakui, sebagian besar bangunan yang akan dibongkar di Kemang adalah bangunan yang memiliki sertifikat dan izin mendirikan bangunan. Karena itu, ia menyatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mencari cara untuk menekan agar pembebasan lahan tidak memakan banyak biaya.

Alsadad Rudi Kondisi Plaza Bisnis Kemang di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Kamis (13/10/2016). Bangunan ini menjadi satu dari 503 bangunan yang akan dibongkar karena dinyantakan melanggar garis sepadan sungai Kali Krukut.
"Kalau diminta mengganti lahan yang sudah dibangun harganya mahal banget. Kami cari akal bagaimana caranya (menekan biaya)," kata Djarot.

Kepala Dinas Tata Air Teguh Hendarwan menyatakan, Pemprov DKI sudah siap menghadapi gugatan yang kemungkinan akan dilakukan para pemilik bangunan yang akan dibongkar.

Ia mengakui, banyak bangunan yang memiliki sertifikat dan izin mendirikan bangunan. Namun, ia menegaskan, pembongkaran akan mengacu pada peraturan tentang garis sempadan sungai.

"Kalau bicara trase kan ada ketentuan baku. Kita lihat saja izin yang diberikan dulu, apa itu memang diberikan di pinggir kali? Apa iya yang namanya garis sepadan kali bisa diberi izin? Kami tinggal gelar data," kata Teguh.

Menurut Teguh, 503 bangunan di Kemang yang akan dibongkar adalah bangunan yang berada di sepanjang tiga kilometer Kali Krukut yang mengalir dari Kemang Selatan hingga Kemang 12. Ia menyatakan, ke depannya, Kali Krukut ditargetkan memiliki lebar 20 meter.

"Kami baru akan membangun sheet pile (turap beton) kalau lebar kali sudah mencapai 20 meter," ujar Teguh.

Normalisasi Kali Krukut terlihat memiliki kondisi yang berbeda dengan normalisasi yang pernah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI di lokasi lain, contohnya terhadap permukiman di bantaran Kali Ciliwung, seperti Kampung Pulo dan Bukit Duri. Jika bangunan-bangunan yang dibongkar di Ciliwung adalah bangunan kumuh, maka yang di Krukut adalah bangunan mewah.

Untuk penertiban di Kampung Pulo dan Bukit Duri, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan rumah susun sebagai kompensasi bagi warga yang tempat tinggalnya dibongkar. Di Kampung Pulo dan Bukit Duri, rumah-rumah warganya tak memiliki sertifikat ataupun IMB.                         

Sementara itu, penertiban di Kemang dilakukan dengan kondisi bahwa warganya memiliki sertifikat dan IMB. Pemprov DKI akan membebaskan lahannya dengan proses pembayaran ganti rugi.

Kendati demikian, Djarot memastikan, bangunan-bangunan tersebut akan tetap dibongkar, seperti yang sudah pernah Pemerintah Provinsi DKI lakukan dalam normalisasi di kawasan lain.

Djarot menyatakan, normalisasi Kali Krukut perlu dilakukan untuk mencegah banjir yang kerap terjadi di Kemang. Karena itu, ia menegaskan, normalisasi Kali Krukut sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.

"Enggak bisa kayak begini terus, apalagi sudah La Nina. Kita tidak bisa prediksi cuaca anomali," ujar Djarot.

Penerbitan surat peringatan pertama atau SP 1 untuk bangunan-bangunan di Kemang dijadwalkan akan dilakukan segera. Adapun eksekusinya ditargetkan sudah bisa dilakukan pada akhir bulan ini.

Kompas TV Ini yang Dilakukan Pemprov Atasi Banjir Kemang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Megapolitan
Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Megapolitan
Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com